jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Budyatna, menyatakan bahwa akan ada perubahan pada pucuk pimpinan di berbagai partai politik usai pemilu presiden (pilpres) nanti. Sebab, 2014 yang disebut sebagai tahun politik merupakan pertaruhan bagi kepemimpinan para ketua umum partai.
Menurut Budyatna, perubahan yang akan mencolok terjadi adalah pada PDI Perjuangan. Sebab, calon presiden (capres) PDIP, Joko Widodo punya potensi menggeser posisi Megawati Soekarnoputri yang kini memimpin partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.
BACA JUGA: PDIP Mulai Yakin Bisa Usung Capres Sendiri
"Baik kalah ataupun menang, posisi Megawati Soekarnoputri sebagai Ketum PDIP akan tergeser oleh para pendukung Jokowi. Bahkan akan ada upaya untuk menjadikan Jokowi sebagai ketua umum,” ujar Budyatna kepada wartawan, Selasa (15/4).
Menurutnya, kalaupun Jokowi gagal memenangi pilpres maka lagi-lagi yang akan disalahkan adalah mesin partai. Artinya, hal itu sama saja menyalahkan putri Megawati, Puan Maharani yang memimpin Badan Pemenangan Pemilu PDIP.
BACA JUGA: Pengisian Formulir Berita Acara Banyak yang Salah
“Jokowi akan kembali menyalahkan Puan dan juga Megawati yang tidak bekerja maksimal untuk memenangkan dirinya," sebutnya.
Meski demikian Budyatna juga melihat PDIP memang setengah hati mengusung Jokowi. ”Penetapannya bukan Megawati yang mengumumkan. Waktunya juga mepet dengan pileg. Megawati terpaksa melepas posisi capres kepada Jokowi karena memang elektabilitas dan popularitasnya kalah dengan capres dari partai lain seperti Ical dan Prabowo,” ujar Budyatna.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Sudah 127 Orang jadi Tersangka Pidana Pemilu
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akbar: Evaluasi Perolehan Suara Golkar Bukan Usul Pribadi
Redaktur : Tim Redaksi