Jokowi Bisik-bisik dengan Menteri, 2019 Miliki Tol 1.800 Km

Selasa, 26 September 2017 – 08:04 WIB
Presiden Jokowi meresmikan beroperasinya ruas tol Bawen-Salatiga, ditandai dengan tap kartu tol elektronik di Gardu Tol Elektronik (GTO) Salatiga arah Bawen Semarang oleh Presiden. FOTO : AGUS SUPARTO/SETPRES

jpnn.com, UNGARAN - Presiden Joko Widodo mengatakan, jika pada tahun 2019 setelah semua jalan tol selesai, total panjangnya bisa mencapai 1.800 kilometer.

Presiden Jokowi mengatakan hal tersebut saat meresmikan jalan Tol Semarang – Solo ruas Bawen – Salatiga, Senin (25/9) kemarin.

BACA JUGA: Satu Lagi Tol Beroperasi, Jokowi: Kuncinya Sudah Ketemu

Sebelumnya, peresmian tol sempat tertunda beberapa kali. Jokowi menjelaskan, jika hambatan dalam pembangunan infrastruktur tol adalah masalah pembebasan lahan.

Dijelaskan Jokowi, sejak dibangun jalan tol Jagorawi pada 1977, banyak negara tetangga yang datang dan meniru konsep dan melakukannya.

BACA JUGA: Punya 350 Km Jalan Tol, Astra Genjot Bisnis Nonotomotif

Namun kini, Indonesia hanya memiliki jalan tol sepanjang 780 kilometer. Sementara negara negara lain yang dulu meniru kini sudah memiliki ribuan kilometer jalan tol.

Setelah dipelajari, lanjut Jokowi, ternyata problemnya adalah pada pembebasan lahan. Kini kunci itu sudah ketemu. “Kalau soal pembangunan konstruksi, semua ilmunya sama,” kata Jokowi.

BACA JUGA: Hari Ini Joko Widodo Resmikan Tol Bawen-Salatiga

Ia menambahkan, tiga tahun lalu, dirinya sudah menyampaikan ke Menteri Pekerjaan Umum dan BUMN bahwa target jalan tol di Indonesia dalam lima tahun masa pemerintahan adalah 1.200 kilometer.

“Tadi bisik – bisik dengan menteri, pada tahun 2019 setelah semua jalan tol selesai, jumlahnya bisa mencapai 1.800 kilometer. Artinya, kita bisa ngebut,” papar Jokowi disambut tepuk tangan para tamu undangan.

“Problemnya hanya di pembebasan lahan. Kuncinya sudah ketemu. Kalau soal konstruksi, dengan negara lain kita tidak kalah. Asal tanahnya bebas. Inilah yang terus kita kejar,” ujar Jokowi saat peresmian tol ruas Bawen - Salatiga di exit tol Tingkir.

Untuk meminimalisasi hambatan dalam pembangunan tol Semarang- Solo, seperti halnya pembebasan lahan, pihaknya sangat berharap kepada kepala desa dan camat untuk ikut membantu dalam pembebasan tersebut. Di mana pembangunan tol Semarang – Solo ditargetkan rampung pada akhir 2018.

Selesainya pembangunan tol ruas Bawen – Salatiga merupakan kerja keras dari sebuah konsorsium. Konsorsium tersebut terdiri atas Trans Marga Jateng, pihak swasta, dan Pemprov Jateng. “Peran kades camat harus bisa menyampaikan ke masyarakat desa,” katanya.

Pada 2018, ia berharap pembangunan Tol Trans Jawa rampung, dan di awal 2019 dapat dioperasionalkan. Menurutnya, selesainya ruas tol Bawen – Salatiga dapat menjadi percontohan bagi pembangunan tol yang lain.

“Artinya kita ngebut itu bisa. Gabungan konsorsium itu mengerjakan bersama-sama. Kalau kita bekerja di semua lokasi tol seperti itu pembiayaan dan pengerjaan lebih cepat,” ujarnya.

Jokowi menjelaskan, saat ini biaya logistik di tanah air untuk transportasi mencapai 2 hingga 2,5 kali lipat lebih mahal dari negara lain, karena kondisi infrastruktur.

“Tol Trans Jawa kita harapkan 2018 akhir itu dari Jakarta sudah tembus Surabaya dan Probolinggo. Dari ujung barat Banten ke Banyuwangi sudah bisa tembus,” harapnya.

Menurut Jokowi, terkait pembiayaan dan kecepatan pembangunan saat ini belum bisa beriringan.

“Namun model untuk mencari modal kerja dan modal investasi skemanya kan banyak sekali. Jangan bergantung pada pinjaman bank, bisa menjual obligasi, banyak sekali,” katanya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memamerkan keunggulan jalan tol Bawen-Salatiga, khususnya di Gerbang Tol (GT) Salatiga dibandingkan jalan tol lainnya di Indonesia kepada Presiden RI Joko Widodo.

Ia menyebutkan, GT Salatiga dengan lanskap Gunung Merbabu merupakan jalan tol terindah di Indonesia bahkan di dunia.

“Ini Pak Presiden, tol yang bikin heboh karena pemandanganya yang katanya paling indah sedunia. Kalau tidak ya kita klaim sendiri,” kata Ganjar saat didaulat memberikan sambutan dalam peresmian.

Ia menyebutkan, kehebohan tol sepanjang 17,6 kilometer ini tak lepas dari peran media sosial yang memviralkan keindahan GT Salatiga ini.

Namun keindahan GT Salatiga ini membawa konsekuensi bagi PT TMJ, Pemprov Jateng bersama pihak kepolisian untuk mengamankan GT Salatiga lebih ketat lagi.

Hal itu dikarenakan banyak pengguna jalan tol yang hendak berswafoto, terutama saat ruas jalan tol Semarang-Solo seksi III ini fungsional pada arus mudik dan balik Lebaran yang lalu.

“Waktu Idul Fitri, Saya sama Pak Kapolda harus berjaga-jaga di depan gerbang tol ini untuk meminimalisasi orang yang ingin selfie,” ujarnya.

Seperti diketahui, ruas tol sepanjang 17,6 kilometer ini, sempat dioperasikan gratis pada 15-22 September 2017. Namun Sabtu (23/9) pukul 00.00, kembali ditutup untuk acara peresmian oleh Presiden Jokowi.

Direktur Administrasi dan Keuangan PT TMJ, Novianto Dwi Wibowo menjelaskan sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) nomor 718/KPTS/M/2017 tanggal 15 September 2017, tarif tol ruas Bawen – Salatiga akan diberlakukan mulai Selasa (26/9) pukul 00.00.

“Golongan I Rp 17.500, golongan II Rp 26.500, golongan III Rp 35.000, golongan IV Rp 44.000, golongan V Rp 53.000,” katanya.

Sedangkan tarif tol ruas Semarang – Ungaran dan Ungaran – Bawen tidak mengalami perubahan. (ewb/sas/aro)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Transaksi Full Non Tunai di Jalan Tol Segera Diberlakukan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler