Jokowi Dinilai Berhasil Wujudkan Transparansi Informasi Lewat Transformasi Digital

Kamis, 29 September 2022 – 15:48 WIB
Presiden Jokowi disebut-sebut bakal mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi (PPLP-PT) Banyuwangi Heru Ismadi menilai pemerintah berhasil mewujudkan transparansi informasi bagi masyarakat.

Menurut Heru, hal ini terlihat dengan kebijakan-kebijakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang menggenjot kebijakan transformasi digital lewat pembangunan infrastruktur seperti jaringan internet hingga penyediaan WiFi gratis di tempat-tempat umum.

BACA JUGA: Datang di Acara Bank Asing, Jokowi Didampingi 2 Menteri Ini, Lihat

Lebih lanjut, Heru mengatakan pemerintah Jokowi telah banyak membuka ruang-ruang informasi. Semua diberikan secara jelas dan terang.

“Saat ini yang jelas memang akses informasi, mudah bisa diterima dan diakses oleh masyarakat,” kata Heru dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/9/2022).

BACA JUGA: Anson Company dan Alpine Group Dorong Transformasi Bisnis Rantai Pendingin

Dia mengatakan semua capaian kemudahan dalam memperoleh akses informasi tidak terlepas dari kebijakan Jokowi. Transformasi digital yang digalakkan membuahkan hasil maksimal di masyarakat.

Sebab, Heru Ismadi menilai peralihan dari konsep manual menuju digital menjadi sebuah hal yang tidak bisa dihindarkan lagi. Lantaran sekarang tengah berada dalam masa kecanggihan teknologi.

BACA JUGA: Hafisz Tohir Dorong Masyarakat Siap Hadapi Era Digitalisasi

“Saya pikir apa yang dilakukan sudah cukup demikian karena sekarang ini sudah masuknya era digitalisasi,” ungkap Heru.

Sementara itu, akademisi dari Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Ken Norton Hutasoit menilai transformasi informasi yang kian terbuka ini tak lepas dari peran Pemerintah dan masyarakat sendiri, dimana Pemerintah menyiapkan infrastruktur pendukung dan dibantu oleh masyarakat.

“Kalau ditransformasi digital sebenarnya dibilang ada peran pemerintah tapi di sisi lain masyarakat juga yang bergerak sendiri. Kalau yang pemerintah fasilitasi justru sekarang ini ya untuk internet lebih kepada infrastruktur kan,” kata Ken Norton, Kamis (29/9).

Kandidat doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) itu mengatakan selain pembangunan infrastruktur, pemerintah juga melakukan pelatihan-pelatihan kepada anak-anak muda terkait perkembangan informasi digital.

Namun, perkembangan transformasi digital ini tidak bisa dipisahkan dengan peran masyarakat yang belajar sendiri untuk memanfaatkan keterbukaan transformasi digital ini.

“Kalau untuk konten mereka sebatas pelatihan-pelatihan gitu kepada anak muda kan, tetapi kalau katakanlah secara keseluruhan entrepreneur lebih banyak masyarakat itu jalan sendiri. Misalnya, startup-startup itu lebih baik jalan sendiri. Tetapi sekarang mereka mulai berkolaborasi dengan Pemerintah atau lebih tepatnya difasilitasi oleh pemerintah,” ucap Ken.

Terkait transparansi informasi publik, Ken Norton menuturkan Pemerintah telah mengatur hal tersebut dalam Undang-undang (UU) Keterbukaan Publik, dan itu sudah terlaksana sejak lama.

Untuk memberikan jaminan rasa aman, kata Ken Norton, Pemerintah harus memberikan dan menguatkan sistem pengamanan.

“Kalau transparansi kan sudah ada undang-undangnya, keterbukaan informasi publik. Nah itu sebenarnya sudah diwujudkan juga di hampir semua kementerian lembaga ya,” ungkapnya.

Ken Norton menilai Pemerintah sejauh ini sudah berusaha memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam mengakses informasi maupun memberikan kritik yang bersifat membangun.

“Memang pemerintah sudah terus berupaya termasuk perlindungan data pribadi, tetap menjaga bagi mereka yang mengkritik pemerintah tidak mudah menjadi korban doksing atau serangan data pribadi di media atau di media sosial itu juga ada upaya pemerintah,” kata Ken Norton.

Oleh karena itu, Ken Norton menyarankan pemerintah mempercepat infrastruktur agar semua daerah bisa menggunakan internet untuk mengakses informasi digital.

“Membuat layanan informasi yang bisa menjangkau seluruh masyarakat di desa dan kelurahan bahkan RT/RW, bisa dalam bentuk posko digital dengan penyediaan tenaga sarjana pendamping informasi digital yang bisa langsung melayani pencari informasi,” sarannya.

“Menyediakan layanan informasi ramah disabilitas, misalnya, menyediakan fasilitas untuk tuna netra pencari informasi, berbasis audio atau tulisan braille,” ujar Ken Norton.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler