jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo kembali mengungkapkan keprihatinannya terhadap tayangan televisi yang cenderung hanya mengejar rating tanpa mengedepankan norma-norma kesantunan.
Akibatnya, tegas mantan Wali Kota Solo itu, masyarakat terjebak pada dimensi sensasional semata. Ini disampaikannya saat bertemu sejumlah pengelola program televisi nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (20/8).
BACA JUGA: DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas Pekerja Asing PLTU Celukan Bawang
“Keadaan ini menjadi semakin kurang produktif ketika media juga hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif,” ujar pria yang akrab disapa Jokowi itu.
Jokowi mengaku sudah menampung banyak keluhan dari berbagai kelompok masyarakat saat blusukan. Kebanyakan kelompok masyarakat mengeluhkan tayangan televisi yang tidak mendidik. Terutama para guru, kata dia, yang meyayangkan anak-anak melupakan ajaran moral dan budi pekerti karena terpengaruh tontonan seperti sinetron. Ia enggan menyebut jenis program sinatron yang dimaksud tersebut.
BACA JUGA: 48 WNA Ditangkap di Dalam Villa, Mereka Telah Melakukan Ini
“Ini saya kira urusan industri bisnis. Saya tidak mempermasalahkan itu. Tapi jangan sampai kita ini memandu publik untuk masuk ke sektor-sektor yang konsumtif. Ke sektor yang bermewah-mewahan. Juga ke sektor yang tidak rasional. Ini yang dikeluhkan juga dari ormas agama. Saya blak-blakan di sini. Bukan di newsnya. Sekali lagi bukan masalah news-nya,” tegas Jokowi.
Jokowi juga menampik bahwa pernyataannya ini karena ingin mengekang kebebasan pers karena yang diundangnya adalah direktur program bukan pemberitaan. Ia berharap konten program acara yang ditayangkan televisi memberi dampak positif. Terutama yang mengutamakan budi pekerti, moral, dan nilai kebaikan.
BACA JUGA: Sekretaris Kabinet Ikut Sindir Aksi Rombongan Motor Gede
“Saya tuh nonton semuanya yang bapak ibu produksikan. Saya nonton semuanya. Banyak yang menghibur rakyat juga, ya saya tahu, tapi apa tidak bisa diisi dengan menghibur tapi mendidik. Menghibur tapi mengedukasi,” tandas Jokowi. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ironis, Kejaksaan Agung Ikuti Kemauan Tahanan KPK
Redaktur : Tim Redaksi