Jokowi: Hukum Sekeras-kerasnya Bandar dan Pengedar Narkoba

Selasa, 27 Juni 2023 – 07:22 WIB
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberikan sambutan melalui tayangan video pada perayaan puncak Hari Anti Narkotika Internasional di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, Senin malam (26/6/2023). ANTARA/Rolandus Nampu

jpnn.com - BADUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan perintah tegas terhadap pemberantasan narkoba di Indonesia.

Jokowi meminta supaya para bandar dan pengedar narkotika di wilayah Indonesia dihukum seberat mungkin.

BACA JUGA: BNNP Sumsel Gagalkan Pengiriman 20 Kilogram Sabu-Sabu dari Malaysia

Hal itu sebagai bentuk komitmen terhadap pemberantasan narkoba di tanah air.

"Hukum sekeras-kerasnya pada bandar dan pengedar narkotika," kata Jokowi.

BACA JUGA: Generasi Muda Perempuan BersiNar Peringati HANI, Kampanyekan Stop Narkoba

Hal itu disampaikan Jokowi melalui tayangan video yang ditampilkan dalam peringatan puncak Hari Anti Narkotika Internasional di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, Senin (26/6) malam.

Selain hukuman berat bagi bandar dan pengedar, Presiden Jokowi juga memerintahkan agar upaya rehabilitasi bagi pecandu narkotika ditingkatkan.

BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru: Elektabilitas Anies Baswedan di Atas Jokowi, Jangan Kaget Bro!

Di sisi pencegahan, Jokowi meminta seluruh elemen agar memperkuat ketahanan keluarga serta masyarakat dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya narkotika yang dimulai sejak dini.

"Mari jadikan Hari Anti Narkotika Internasional tahun ini sebagai momentum untuk semakin memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika," kata Presiden Jokowi.

Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Petrus Reinhard Golose mengatakan sesuai perintah Presiden Jokowi tersebut, maka BNN RI akan menindak tegas setiap pihak yang berusaha terlibat dalam peredaran gelap narkotika.

"Kami akan berantas betul bandar-bandar narkoba, tetapi kami akan tingkatkan juga masalah rehabilitasi dan bagaimana kami menyosialisasikan, terutama pada usia dini," kata Golose.

Dia mengatakan acara peringatan puncak HANI di Garuda Wisnu Kencana Badung, Bali, ini merupakan suatu tanda peringatan bagi masyarakat Indonesia dan dunia internasional bagaimana seriusnya BNN RI memberantas narkoba.

"Kompilasi acara pada malam hari ini adalah gabungan dari kegiatan yang sudah dilakukan oleh BNN RI dalam menyampaikan pesan kepada dunia internasional bagaimana seriusnya bangsa kita menghadapi permasalahan narkotika," ujarnya.

Dia mengungkapkan ada banyak strategi yang digunakan BNN dalam memberantas narkotika, yakni soft power approach, hard power approach, smart power approach and cooperation. Dari beberapa strategi tersebut, BNN RI tetap mengutamakan opsi untuk melakukan tindakan pencegahan.

"Kami lebih mengutamakan soft power dari pada hard power approach. Kami akan lebih bagaimana menyelamatkan dengan program-program yang menyentuh masyarakat akar rumput," katanya.

Berkaitan dengan narkotika yang dominan di Indonesia, Golose menyatakan ganja masih mendominasi di antara jenis lainnya.

Namun demikian, keberadaan narkotika jenis baru lainnya juga menjadi perhatian serius semua pihak.

"Narkotika di Indonesia yang terbanyak masuk adalah metamfetamina, kemudian ganja, tetapi overall yang terbanyak pengguna adalah cannabis sativa (ganja), kemudian metamfetamina atau cristal, tetapi juga kami akan mengantisipasi karena masuknya heroin, kokain," kata Golose.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata dia, diperlukan kerja sama, kolaborasi, bukan hanya di Indonesia juga terutama dengan negara-negara yang berada di golden triangle, golden crescent, negara-negara Afrika yang banyak dulunya sebagai kurir dan Amerika Selatan. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler