Jokowi: Jangan Ada Lagi Kasus Bangunan Proyek Roboh

Kamis, 01 November 2018 – 06:44 WIB
Hujan deras disertai angin merobohkan kanopi terminal keberangkatan Pelabuhan Harbourbay, Jumat (14/7). Satu unit mobil tertimpa kanopi. Tetapi tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.F Cecep Mulyana/Batam Pos/jpg

jpnn.com, JAKARTA - Program pembangunan infrastruktur di Tanah Air memberi kesempatan kerja bagi para pekerja konstruksi.

Namun, di balik kesempatan itu, melekat sebuah tanggung jawab besar bagi para pekerja dan industri konstruksi.

BACA JUGA: Baliho Bergambar Jokowi Roboh Tewaskan Pengendara

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka Pameran Konstruksi Indonesia 2018 di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Ketika itu dia menyampaikan lima catatan mengenai keamanan bagi para pekerja dan penggunanya yang mesti diprioritaskan.

BACA JUGA: Ingat, Baliho Bergambar Ketum Parpol Harus Segera Dicopot

"Jangan sampai ada lagi kasus bangunan roboh atau kecelakaan kerja yang fatal. Perhatian lebih serius harus diberikan terhadap proyek-proyek yang dikerjakan di daerah rawan baik daerah rawan bencana, gempa, longsor, banjir, dan bencana alam lainnya," kata Presiden.

Terkait dengan lingkungan hidup, Jokowi mengingatkan bahwa pembangunan harus memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan.

BACA JUGA: Korban Apartemen Roboh Dipulangkan dari RS

Keselamatan lingkungan tak boleh diabaikan hanya untuk kepentingan pembangunan.

"Jangan sampai infrastruktur yang dibangun tidak ramah lingkungan. Jangan sampai merusak lingkungan. Pembangunan yang dikerjakan harus memenuhi prinsip-prinsip dan prosedur yang terkait dengan keselamatan lingkungan. Hati-hati masalah ini," tegasnya mengingatkan.

Sementara yang berkaitan dengan dampak pembangunan bagi kehidupan sosial dan kemasyarakatan, Jokowi mengingatkan bahwa setiap pembangunan selalu membawa pergeseran sosiokultural dan ekonomi masyarakat.

Untuk itu, pembangunan yang dilakukan hendaknya diarahkan kepada peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

"Jangan sebaliknya justru merusak fondasi sosial dan ekonomi di masyarakat setempat," lanjutnya.

Selain itu, kemajuan teknologi harus terus diikuti dan diantisipasi oleh industri konstruksi. Dengan itu, pelaku industri tak perlu khawatir akan tertinggal.

"Beberapa tahun ini dunia konstruksi global juga ramai soal 3D printing. Membangun rumah hanya 24 jam. Membangun jembatan bisa sangat cepat. Bahkan nanti dengan 3D printing bisa membangun satu kawasan industri hanya dalam hitungan bulan. Bisa terjadi," ujar Kepala Negara.

Terakhir mengenai pembiayaan, Presiden kembali mengingatkan bahwa infrastruktur di seluruh Indonesia tak mungkin dibangun hanya dengan mengandalkan APBN.

Untuk itu, diperlukan kreativitas pembiayaan untuk dapat membiayai pembangunan infrastruktur secara merata.

"Jangan kita monoton tergantung terus pada APBN. Ada kerja sama pemerintah dengan badan usaha," tandasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Badai, Atap Sekolah Mendadak Ambrol


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler