jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi mengatakan butuh waktu untuk memulihkan kondisi di Sulawesi Tengah usai gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Hal ini disampaikan presiden menanggapi adanya pihak-pihak yang merasa pemerintah daerah tidak hadir di saat masyarakat mengalami trauma akibat bencana alam tersebut.
BACA JUGA: Capres Dilarang ke Kampus, Kecuali Presiden Jokowi
Jokowi menegaskan, operasional pemerintahan di daerah bencana Sulteng sudah mulai beroperasi. Namun harus dipahami bila pelayanan di sana belum optimal karena memang kondisinya darurat.
"Informasi yang saya terima, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, setelah saya perintahkan buka, ya buka. Tapi bahwa pelayanan itu belum maksimal iya, karena juga banyak keluarga mereka yang jadi korban," kata Jokowi di Jakarta Timur, Rabu (10/10).
BACA JUGA: OSO Yakin Jokowi Memperkuat KPK
Dampak bencana tersebut menurutnya tidak sedikit, termasuk yang menimpa aparatur sipil negara (ASN). Bahkan personel Polri di daerah itu pun mulanya drop karena banyak dari mereka menjadi korban.
"Contoh kepolisian di Palu, dari sisi semangatnya di awal-awal drop juga. Itu karena lebih dari 200 (anggota Polri) terseret oleh tsunami dan belum ketemu. Baru ketemu 30 informasi yang saya terima," jelasnya.
BACA JUGA: Jokowi Jawab Enteng Permintaan Amien Rais
Kondisi seperti itu menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini harus dipahami. Jangan sampai ada pihak yang mendesak pemerintahan segara berjalan normal, sementara mereka tidak paham kondisi di lapangan.
Yang paling penting sekarang kebutuhan pokok masyarakat terus dipenuhi. BBM sudah mulai baik, arus listrik sudah beroperasi di atas 70 persen. TNI, Polri dan segenap kementerian lembaga juga dikerahkan membantu pemulihan Sulteng.
"Gempa seperti ini memerlukan waktu untuk masuk dan normal kembali. Jangan sampai banyak yang berkomentar tapi enggak ngerti di lapangan (Sulteng). Masih ada kekurangan iya, karena keadaannya tidak pada posisi ideal dan mormal," tandasnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Raffi Ahmad Baru Tahu Kalau Ibu Iriana Ternyata..
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam