jpnn.com - JAKARTA - Kubu pasangan capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla menyiapkan sejumlah antisipasi dalam menghadapi pemilu presiden (pilpres) 9 Juli nanti. Didasarkan pada indikasi kecurangan dan intimidasi yang mereka tangkap, kubu pasangan nomor urut 1 itu menyiapkan Tim Kawal yang dipimpin Jenderal TNI (pur) Fachrul Rozi.
"Jadi, besok (9 Juli, Red) datanglah ke TPS Anda dengan penuh kegembiraan dan keyakinan akan pilihan Anda semua," kata Jenderal TNI (pur) Luhut Binsar Pandjaitan, penasihat Tim Pemenangan Jokowi-JK, di markas pemenangan Jokowi-JK kemarin (7/7).
BACA JUGA: Distribusi Logistik Pilpres Seberangi Sungai, Dibantu Kuda dan Sapi
Dia menambahkan, para pemilih tidak perlu dihinggapi ketakutan ketika memberikan hak suaranya. Kalaupun ada pihak-pihak yang mengintimidasi, lanjut dia, upaya tersebut harus dilawan.
"Jangan takut, jangan percaya juga isu bahwa akan ada kerusuhan setelah pilpres serta jangan dengarkan pula bisik-bisik yang menghasut Anda untuk memilih calon tertentu," tegasnya.
BACA JUGA: Ingatkan Pendukung Jokowi-JK Proaktif Tanyakan Surat Undangan Pemilihan
Dia mengungkapkan, saat ini pihaknya masih berkomunikasi intensif dengan jaringan di institusi TNI dan BIN. Hingga hari ini, sepengetahuannya tidak ada instruksi kepada TNI maupun lembaga-lembaga intelijen untuk melakukan gerakan-gerakan bila calon presiden tertentu kalah.
"Kita harus berdemokrasi dengan tenteram di negeri ini. Jangan sampai suara Anda dicuri," tegasnya lagi.
BACA JUGA: Dorong SBY Jaga Netralitas Aparat demi Wibawa Negara
Hal yang sama disampaikan pendukung Jokowi-JK lain, Sofjan Wanandi. Pengusaha yang juga merupakan bagian eksponen aktivis 1966 itu menegaskan, warga negara Indonesia, termasuk kalangan minoritas, tidak perlu takut menggunakan hak pilih sesuai dengan suara hati nurani.
Dia mengatakan, beberapa waktu terakhir dirinya mendapat banyak pertanyaan dari kalangan minoritas soal jaminan keamanan bila mereka memilih pasangan calon presiden tertentu. Menurut dia, ada isu yang diembuskan bahwa akan terjadi gangguan keamanan bila pasangan tertentu akhirnya tidak menang.
"Mereka bilang waswas dan akan pergi ke luar kota maupun luar negeri. Saya tegaskan, kami sudah berkoordinasi dan mendapat jaminan keamanan dari aparat. Jadi, jangan takut!" ujar Sofjan.
Menurut dia, seluruh warga negara Indonesia harus melawan setiap teror dengan aktif menggunakan hak pilih pada 9 Juli. Tak terkecuali, warga Tionghoa. Baik yang berlatar belakang Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, maupun Konghucu.
"Tetap gunakan hak pilih sehingga kita bisa bersinergi bersama segenap saudara-saudara kita yang muslim mengantarkan Indonesia memasuki masa yang baru," katanya.(dyn/c7/tom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KIPP Bakal Sebar Ribuan Relawan ke 31 Provinsi
Redaktur : Tim Redaksi