jpnn.com - JAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK di Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang meyakini maritim Indonesia bakal menjadi poros maritim dunia apabila pasangan Jokowi-JK berkuasa. Apalagi hal tersebut menjadi satu visi misi pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 itu.
"Jika mendambakan Indonesia menjadi negara maritim yang kuat, mandiri dan sejahtera, pilihlah pasangan Jokowi-JK," kata Sinyo dalam keterangan persnya, Kamis (3/7).
BACA JUGA: Konsep Revolusi Mental Diamini Akademisi
Sinyo yang saat ini menjabat Gubernur Sulut itu menambahkan sumber daya maritim Indonesia merupakan karunia Tuhan yang harus dikelola secara optimal untuk mensejahterakan rakyat.
Menurutnya, Jokowi-JK menyadari Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang sangat luar biasa.
BACA JUGA: Mantan Mentan Ingatkan Bahaya Konsep Pertanian Prabowo-Hatta
Fakta fisik yang tidak dapat dibantah bahwa dari 5,8 juta kilometer persegi wilayah Indonesia, tiga perempat bagiannya adalah berupa laut.
Terdiri dari 17.500 lebih pulau, yang terangkai oleh garis pantai sepanjang 81.000 kilometer. Garis tersebut merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.
BACA JUGA: Pulau Jawa Dikuasai Prabowo-Hatta
"Hal inilah yang membuat komunitas global mengenal Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dengan keanekaragaman hayati laut terbesar," kata Sinyo.
Ia pun mengapresiasi gagasan Jokowi-JK yang memiliki keyakinan dengan menguasai lautan akan menguasai perdagangan dunia.
Sarundajang sendiri pernah menyodorkan konsep pengembangan Blue Economy (Ekonomi Maritim). Sebab, sumber daya kelautan berperan dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi baik regional dan dunia.
"Sektor perikanan dan kelautan dapat menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Sumber inspirasi bangsa Indonesia untuk mencapai kesejahteraan tersebut tidak lain adalah laut," paparnya.
Pada bagian lain, Sarundajang berkeyakinan bahwa Jokowi-JK adalah pemimpin rakyat yang mampu memimpin bangsa yang majemuk.
Dia menuturkan, tantangan bangsa Indonesia dewasa ini adalah bagaimana agar keberagaman dan perbedaan asal-usul seperti agama, etnis, golongan, ras, dan daerah, tidak menjadi sumber konflik yang dapat mengancam kehidupan kolektif kita sebagai bangsa.
"Pengalaman Pak JK berhasil menjadi juru damai ketika terjadi konflik di Maluku, Maluku Utara, Poso dan Aceh; merupakan modal penting menghadapi tantangan kemajemukan bangsa," pungkas dia. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Paling Tenang Hadapi Persoalan
Redaktur : Tim Redaksi