jpnn.com - JAKARTA -- Peneliti Senior Maarif Institute Zuly Qodir mengatakan, calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo - Jusuf Kalla merupakan pasangan yang mempunyai visi-misi jelas dalam menjaga dan mengembangkan kebhinekaan.
"Pasangan ini mempunyai kebijakan politik yang kongkrit, yaitu negara harus memberikan perlindungan terhadap setiap warga, apapun agama, keyakinan, suku, dan warna kulitnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima JPNN, Kamis (29/5).
BACA JUGA: Dukungan Tokoh Gagal Tak Bakal Angkat Suara Prabowo-Hatta
Dia menambahkan, Jokowi - JK mempunyai komitmen yang kuat untuk menegakkan hukum, khususnya bagi mereka yang kerapkali melakukan kekerasan dan diskriminasi.
Konstitusi sudah mempunyai komitmen yang kuat untuk menjaga kebhinnekaan dan toleransi, tetapi masalahnya ada beberapa kelompok yang kerapkali menebarkan kekerasan.
BACA JUGA: MenPAN-RB Sarankan Bentuk Kabinet Ramping
"Karena itu Jokowi - JK adalah pemimpin yang akan bersikap tegas dalam menegakkan hukum bagi pelaku kekerasan dan diskriminasi," katanya.
Dia juga menilai pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa masih dipertanyakan publik perihal komitmennya terhadap kebhinnekaan.
BACA JUGA: Ingatkan Honorer Bodong untuk Mundur Daripada Dipidana
"Prabowo di dalam Manifesto Gerindra, menegaskan perihal “pemurnian agama”. Hal tersebut membuktikan bahwa Prabowo tidak mempunyai komitmen terhadap kebhinnekaan agama dan keyakinan di negeri ini," katanya.
Nah, ia menegaskan, beberapa pandangan di atas membuktikan Jokowi - JK lebih mempunyai komitmen terhadap kebhinnekaan dibanding pasangan Prabowo - Hatta.
"Hal tersebut harus menjadi perhatian publik dalam menentukan pilihan pada Pemilu 9 Juli nanti," tuntasnya.
Sebelumnya diberitakan, Partai Gerindra tidak khawatir dengan isu "pemurnian agama" dalam manifesto partai besutan Prabowo itu.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, hal tersebut hanyalah upaya pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan nama Prabowo.
"Kita partai yang pluralis, banyak sayap partai dari berbagai keyakinan yang ada. Jadi terkait kata-kata pemurnian agama dalam manifesto Gerindra terlalu mengada-ada," kata Fadli di acara pengukuhan Presidium Pusat dan Dies Natalies ke-56 Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, di Jakarta, Minggu, (25/5).
Fadli mengakui, manifesto partainya menyebut bahwa negara menjamin kemurnian agama yang diakui dari bentuk penistaan. Namun, hal itu khusus bagi mereka yang meresahkan masyarakat lewat agama.
Dia memastikan kepemimpinan Prabowo tidak akan menghancurkan beberapa agama yang sudah dicampur dengan kebudayaan.
"Kita bermaksud kalau ada yang meresahkan masyarakat seperti ada yang mengaku nabi, atau mengaku sebagai Tuhan dan membuat masyarakat resah, ini yang menurut kami negara perlu menegakkan aturan agama. Sehingga kebebasan menjalankan agama tidak bermasalah," paparnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap Ketegasan Prabowo Luntur Karena Kompromi Koalisi
Redaktur : Tim Redaksi