Jokowi kepada Kepala Daerah: Sudah Enggak Musim yang Namanya ABS

Selasa, 17 Januari 2023 – 12:45 WIB
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Se-Indonesia Tahun 2023, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023). ANTARA/Desca Lidya Natalia

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengingatkan seluruh kepala daerah (kada) agar tidak hanya menerima laporan ABS alias asal bapak senang.

Jokowi meminta seluruh kepala daerah benar-benar mengecek data ke lapangan.

BACA JUGA: Ssst, Konon Surya Paloh Tegaskan Sikap Begini terhadap Pemerintahan Jokowi

“Sudah enggak musim yang namanya ABS (asal bapak senang). ’Enggak ada yang naik, pak, harga stabil pak’, langsung cek di lapangan,” kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Se-Indonesia 2023 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1).

Rakor itu dihadiri para menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Jaksa Agung ST Burhanuddin, gubernur, bupati, wali kota, ketua DPRD, pangdam, dandim, danrem, kapolda, kapolres, kajati, kajari, kepala BPS seluruh Indonesia, dan pejabat negara lainnya.

BACA JUGA: Jenderal Dudung, Pesan dari Presiden Jokowi, dan TNI Amat Dinanti

"Jadi, BPS (Badan Pusat Statistik) di daerah, informasikan angka-angka yang apa adanya kepada kepala daerah," pesan Jokowi.

Presiden memerintahkan para kepala daerah bekerja keras mendeteksi informasi dan data di lapangan. Dia mengingatkan jangan sampai keliru membuat kebijakan. “Sekecil apa pun kebijakan itu harus berbasis data dan fakta-fakta di lapangan," ungkap Jokowi.

BACA JUGA: Kapolri Dipanggil Jokowi ke Istana Gegara Bentrok Pekerja Lokal dan China di PT GNI

Dia berpesan supaya kada berhati-hati terhadap penerapan tarif yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

"Saya berikan contoh saja tarif PDAM (perusahaan daerah air minum), hati-hati. Kalau urusan listrik itu urusan kita, urusan BBM urusan kita, tetapi daerah tarif angkutan misalnya tarif PDAM menentukan itu bisa menjadikan inflasi naik," kata dia.

Jokowi mengingatkan supaya perhitungan kenaikan tarif tersebut harus benar-benar memperhitungkan kemampuan rakyat sebagai pelanggan.

“Jadi, dihitung betul, kalau masih kuat ditahan, kalau tidak kuat, naik tidak apa-apa, tetapi sekecil mungkin. jangan sampai ada (tarif) PDAM naik lebih dari 100 persen karena data yang masuk ke saya ada,” paparnya.

Lebih lanjut Presiden Jokowi juga meminta kepala daerah agar berhati-hati terhadap kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.

"Hati-hati dengan kenaikan beras. Kita harus bekerja detail seperti itu. Apa yang naik di lapangan? Beras! Saya sudah dua hari lalu peringatkan Bulog masalah ini, karena di lapangan 79 daerah mengalami kenaikan yang tidak sedikit," katanya.

Jokowi mengungkapkan bahwa temuan lainnya ialah kenaikan harga telur ayam di 89 daerah, harga tomat di 82 daerah, dan harga daging ayam ras di 75 daerah.

"Tolong bupati, wali kota, gubernur sering-sering masuk pasar, cek betul apa data yang diberikan sesuai fakta-fakta di lapangan," ungkapnya.

Presiden Jokowi juga meminta Kementerian Dalam Negeri dan Bank Indonesia menyampaikan seluruh informasi terkait harga ke pemerintah daerah secara langkap. Dengan demikian semua pemerintah daerah memiliki data dan tahu apa yang harus dilakukan.

“Saya kira sudah tidak ingin mengulang lagi pada pagi hari ini, karena semuanya sudah tahu bagaimana menutup ongkos transportasi, meningkatkan produktivitas petani, misalnya tomat mahal perintahkan tanam tomat, cabai mahal perintahkan tanam cabai. Saya enggak usah mengulang," pungkas Presiden Jokowi. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler