jpnn.com, SUMBAWA - Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo pagi ini, Senin (30/7), langsung mengunjungi Kabupaten Lombok Timur, lokasi pengungsian yang korban gempa 6,4 SR yang mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu (29/7) pagi.
Presiden dan Ibu Iriana menuju Kabupaten Lombok Timur dengan Helikopter Super Puma TNI AU lepas landas dari Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Kabupaten Sumbawa pada pukul 07.00 WITA.
BACA JUGA: Gempa Lombok: Mendagri Kirim Bantuan dan Tim dari IPDN
Tiba di helipad Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda NTB, Kabupaten Lombok Timur pada pukul 07.30 WITA.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi.
BACA JUGA: Korban Gempa Lombok: 15 Orang Meninggal, 162 Luka-luka
Sebelum memasuki kendaraan, Presiden mendengarkan laporan dari Kepala BNPB Willem Rampangilei tentang penanganan darurat dampak gempa.
Dari SPN, kepala negara dan Ibu Iriana bersama rombongan menuju lokasi pengungsian di Lapangan Madayin, Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.
BACA JUGA: Gempa Lombok: Tegar pun Lahir di Halaman Puskesmas Senaru
Dalam peninjauan ini, kepala negara ingin memastikan bahwa penanganan dampak gempa bisa diselesaikan dengan cepat dan baik, seperti adanya bantuan pelayanan kesehatan, ketersediaan logistik dan kebutuhan dasar bagi pengungsi, serta tersedianya layanan pendidikan darurat.
"Selain itu, Presiden akan bertemu dengan warga yang terkena dampak bencana dan juga menyerahkan bantuan," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin yang mendampingi Jokowi.
Dari Kabupaten Lombok Timur, Presiden melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Dompu dengan menggunakan Helikopter Super Puma TNI AU, untuk meresmikan Bendungan Tanju yang berada di Desa Tanju, Kecamatan Manggelewa.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa Lombok: Panik, Suara Istigfar dan Tangisan
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam