jpnn.com - JAKARTA - Calon presiden (capres) Joko Widodo alias Jokowi menyadari adanya potensi kericuhan saat acara pengumuman hasil pemilu presiden (pilpres) tanggal 22 Juli mendatang. Karenanya, Jokowi berjanji tidak akan mengerahkan massa pendukungnya untuk menghadiri acara tersebut.
Bahkan ia berani menjamin tidak ada satupun pendukungnya yang hadir atas inisiatif sendiri. "Saya sampaikan tidak ada. Saya jamin," kata Jokowi di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).
BACA JUGA: Muhaimin: Pekerja Kontrak dan Outsourcing Berhak Dapat THR
Jokowi juga mengatakan, situasi saat ini sudah sangat kondusif. Masyarakat pun sudah kembali menjalankan aktivitas mereka secara normal. Ia berharap kondisi ini tetap bertahan hingga dilantiknya presiden yang baru.
Lebih lanjut capres nomor urut 2 ini menghimbau semua pihak untuk turut menjaga keamanan dan ketertiban.
BACA JUGA: Demokrat Belum Terpikir Dekati Jokowi-JK
"Di masyarakat sebenarnya tidak ada apa-apa. Yang bekerja sudah kembali kerja, yang kuliah sudah kembali kuliah, yang sekolah sudah kembali sekolah. Jadi jangan keadaan dingin di masyarakat diresahkan dengan hal yang tidak menyejukan. Kita semua pengen dingin, Jakarta dingin, Indonesia sejuk, kalau kita tidak usah pengerahan-pengerahan massa. Biar semuanya dingin," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berencana mengerahkan 10 ribu orang ke kantor KPU pada tanggal 22 Juli mendatang. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan mereka kepada pasangan Prabowo-Hatta.
BACA JUGA: Jokowi-JK Siap Tampung Parpol Pendukung Prabowo-Hatta
Namun belakangan, Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta, Mahfud MD membantah rencana tersebut atas suruhan pihaknya. Ia berkilah bahwa KSPI adalah kelompok relawan yang bergerak atas inisiatif sendiri.
"Itu relawan bukan timkamnas. Mereka sudah tahu melakukan apapun dengan risikonya," ujar Mahfud saat dihubungi hari ini. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Dicurigai Bermanuver Dongkel Ical
Redaktur : Tim Redaksi