jpnn.com, JAKARTA - Meski pemilu presiden baru akan digelar pada 2024 mendatang, banyak pihak yang sudah membuat prediksi tentang hasil pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Kelompok sukarelawan Jokowi Mania (JoMan) meyakini pemenang pilpres nanti adalah pasangan yang paling berhasil meraup suara kalangan nasionalis, religius dan milenial.
BACA JUGA: Giliran Dubes India Bertemu Pak Ganjar, Investor Incar Investasi di Jateng
Berdasarkan keyakinan itu, Ketua JoMan Immanuel Ebenezer menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menparekraft Sandiaga Uno untuk berpasangan dan keluar sebagai pemenang.
"Kenapa harus nasionalis karena sejarah pemilu dari Indonesia merdeka hingga hari ini, pemenang pemilu selalu figur nasionalis. Terakhir misal Jokowi. Kedua, cawapres harus religius sebagai penyeimbang," kata aktivis 98 ini, Senin (24/5).
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Tidak Diundang, Rapat Soliditas Malah Menciptakan Perpecahan
Faktor lainnya, lanjut Noel, suara pemilih pemula yang akan meningkat tajam pada 2024. Suara kaum milenial ini hanya akan memilih capres dan cawapres yang mewakili atau representasi mereka.
Nah lanjut Noel, ketiga syarat utama ini hanya dimiliki Ganjar Pranowo dan Sandiaga
BACA JUGA: Satyo: Ganjar Terlalu Populer, Jadi, tak Diundang Acara yang Dihadiri Puan
Karena itu kata Noel, duet Ganjar dan Sandiaga memiliki peluang terbesar untuk memenangi kompetisi 2024.
"Memang ada sejumlah nama lain yang berpeluang. Tapi saya kira keduanya paling unggulan," ungkap dia.
Soal partai politik, kata Noel, tergantung pada survei. Meski bukan pemilik partai, rujukan keputusan dari eksekutif partai tetap akan melihat kader yang paling berpeluang menang.
"Kalau dilihat survei kan sepertinya stagnasi yaa. Prabowo no 1. Kedua diisi Ganjar dan Sandiago dan terakhir posisi 5 besar diisi Sandiaga," paparnya.
Noel meyakini duet Ganjar-Uno ini bakal sulit dikalahkan oleh kombinasi pasangan mana pun.
"Duet maut Nasionalis Religius. Ini pilihan terbaik buat rakyat. Saya yakin pemilu 2024 tidak akan terlalu keras, sangat sangat SARA dan tidak membelah sekali seperti 2014 dan 2019," ucap dia. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil