jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan Plt Ketua KPK Taufiequrahman Ruki agar tidak terlalu ketat dalam menjalankan fungsi pencegahan tindak pidana korupsi. Presiden khawatir, pencegahan dan pengawasan yang terlalu ketat justru menciptakan situasi yang kontraproduktif.
Menurut Ruki, pesan itu disampaikan Jokowi dalam pertemuan di Istana Negara siang tadi. Dalam kesempatan itu, Ruki mengatakan bahwa dirinya berniat menjadikan pencegahan sebagai prioritas KPK.
BACA JUGA: Tony Abbott Dinilai Mirip Caleg Gagal
"Dalam pemberantasan korupsi memprioritaskan pencegahan, kalau tidak bisa dicegah baru ditindak tegas. Itu yang saya sampaikan kepada presiden," kata Ruki kepada wartawan di Gedung KPK, Rabu (25/2).
Jokowi pun menyambut baik arah kebijakan baru KPK itu. Namun, tambah Ruki, bekas Gubernur DKI Jakarta itu tidak ingin pencegahan korupsi malah membuat anak buahnya di pusat maupun daerah menjadi terkekang.
BACA JUGA: Ditangkap Langsung Diborgol Penyidik KPK, Terdakwa Protes
"Presiden menyampaikan jangan sampai pencegahan menimbulkan rasa takut, mengakibatkan para kepala daerah ragu-ragu melangkah sehingga penyerapan anggaran kurang," kata Ruki.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Plt Kapolri Komjen Badrodin Haiti itu, Jokowi untuk kesekian kalinya berpesan agar kedua lembaga segera memperbaiki hubungan antar mereka. Jokowi menekankan bahwa konflik yang terjadi saat ini tidak boleh terulang lagi di masa yang akan datang.
BACA JUGA: Ruki Ingatkan Polri, Jangan Sembarangan sama BW dan Samad!
"Masyarakat percaya bahwa kita tidak serius berantas korupsi. Tapi betul-betul serius. Konsolidasi, sinergi dan koordinasi dan saling ngebantu, tunjukkan bahwa kita sangat serius. Kedua tidak ada lagi ego sektoral diantara instansi penegak hukum," papar Ruki menirukan pesan Jokowi. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kubu Ical Bawa 250 Saksi, Hanya 13 Disetujui MPG
Redaktur : Tim Redaksi