jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo diperkirakan tak punya saingan berat di pemilihan presiden atau Pilpres 2019 mendatang. Pasalnya, hingga saat ini hampir tidak ada tokoh yang memiliki elektabilitas cukup baik.
Nama-nama yang sebelumnya sempat dijagokan bakal menjadi pesaing berat, belakangan malah gaungnya mulai memudar. Hanya Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang tetap eksis disebut bakal kembali maju sebagai capres.
BACA JUGA: Prabowo Masih Kuat, Raih 43,5 Persen
"Saya kira Jokowi bakal mulus melaju di Pilpres 2019 mendatang. Hampir tak ada tokoh lagi yang mengemuka bakal menjadi pesaing berat," ujar pengamat politik Ujang Komarudin kepada JPNN, Jumat (3/11).
Menurut Ujang, beberapa nama sebelumnya memang sempat menguat di publik. Sebut misalnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Namun sejak peristiwa dicekalnya masuk ke Amerika Serikat mengemuka, Gatot terkesan menarik diri. Nyaris tak terdengar lagi perkembangan terbaru seputar kegiatannya di publik.
BACA JUGA: Mbak Novi Masih Tetap Yakini Prabowo Bisa Tumbangkan Jokowi
"Apalagi kalau misalnya Gatot menjadi calon wakil Jokowi, maka praktis elektabilitas Jokowi bakal meningkat. Sebelumnya nama Gatot mengemuka karena dipersepsikan dekat dengan umat Islam. Nah sekarang Jokowi juga demikian, lewat kegiatan safarinya berkeliling ke pesantren dan mengunjungi ulama-ulama," ucapnya.
Nama lain yang sempat menguat kata Ujang, ada nama Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Menguat setelah beberapa waktu terakhir terkesan getol membela sejumlah ulama yang dipersepsikan mengalami penzoliman. Termasuk membela Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dibubarkan oleh pemerintah.
BACA JUGA: Sindiran JK ke PAN Pasti Sudah Didengar Pak Jokowi
"Tapi belakangan Yusril malah disibukkan dengan urusan partainya yang terancam tak lolos menjadi peserta Pemilu 2019," katanya.
Dengan kondisi yang ada, praktis saat ini menurut Ujang, hanya ada dua nama yang berpeluang melaju ke Pilpres untuk menjadi pesaing Jokowi di Pilpres 2019. Yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Tapi belakangan nama Prabowo elektabilitasnya tak cukup baik. Terlihat dari hasil survei SMRC untuk pemilih di Jawa Barat, yang pada Pemilu 2014 lalu Prabowo unggul, justru sudah berbalik. Kini nama Jokowi yang diunggulkan," katanya.
Fakta lain, Prabowo juga terkesan tidak melakukan pendekatan pada para ulama dan tokoh-tokoh pesantren. Berbeda dengan Jokowi yang terus merangkul para ulama. Teranyar, mengangkat Din Syamsuddin sebagai utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban.
Sebelumnya, presiden kata Ujang juga telah melantik Kiai Ma'ruf Amin dan Mahfud MD sebagai pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UP PIP).
"Jadi hanya tinggal Anies Baswedan. Tapi perlu diingat, elektabilitas beliau akan sangat ditentukan oleh kinerjanya memimpin DKI yang permasalahannya sangat kompleks. Belum lagi janji-janji kampanyenya yang begitu diharapkan. Tentu itu akan dijadikan penilaian terhadap Anies," pungkas Ujang. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Presiden Jokowi Resmikan Tol Becakayu
Redaktur & Reporter : Ken Girsang