Jokowi Pertanyakan Peran Negara Maju Terkait Isu Perubahan Iklim

Selasa, 02 November 2021 – 21:29 WIB
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan para pemimpin dunia untuk membahas perubahan iklim (COP26) di Glasgow, Skotlandia menegaskan kemakmuran dan pembangunan global terancam karena adanya perubahan iklim.

Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam penanganan fenomena alam yang mengancam dunia ini.

BACA JUGA: PKS Minta Pemerintah Hati-Hati dengan Komitmen Perubahan Iklim

"Laju deforestasi turun signifikan. Terendah dalam 20 tahun terakhir," kata Jokowi dikutip dari keterangannya, Senin (1/11).

Dia juga menambahkan kebakaran hutan di Indonesia turun hingga 82 persen pada 2020.

BACA JUGA: Rayakan Hari Pangan Sedunia, Mentan SYL: Pertanian Harus Siap Hadapi Perubahan Iklim

Indonesia, lanjut dia, telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare hingga 2024 dan rehabilitasi tiga juta lahan kritis antara 2010-2019.

“Sektor yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia, akan mencapai carbon net sink selambatnya tahun 2030,” ujar Jokowi.

Dia juga menyampaikan Indonesia mengembangkan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit tenaga surya terbesar di Asia Tenggara.

Pemanfaatan energi baru terbarukan juga ditingkatkan seperti penggunaan biofuel, mengembangkan industri berbasis energi bersih, dan pembangunan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara yang diharapkan bisa menjadi yang terbesar di dunia.

"Kami, terutama negara yang mempunyai lahan luas yang hijau dan potensi dihijaukan serta negara yang memiliki laut luas yang potensial menyumbang karbon membutuhkan dukungan dan kontribusi dari negara-negara maju," tutur Presiden Jokowi.

Menurut dia, negara maju perlu menyediakan pendanaan iklim untuk mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mempertanyakan kontribusi negara maju setelah Indonesia berupaya untuk mempercepat net-zero emission dunia.

"Pertanyaannya, seberapa besar kontribusi negara maju untuk kami? Transfer teknologi apa yang bisa diberikan? Program apa yang didukung untuk pencapaian target SDGs yang terhambat akibat pandemi?” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi menegaskan isu perubahan iklim ini memerlukan ekosistem ekonomi karbon yang transparan, berintegritas, inklusif, dan adil.(mcr9/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Friederich
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler