Jokowi-Priyo Capres Muda Terpopuler

Minggu, 12 Januari 2014 – 14:48 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Hasil survei Institut Riset Indonesia (Insis) menyatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Wakil Ketua Golkar Priyo Budi Santoso sebagai tokoh politik muda paling populer saat ini.

Peneliti Insis Mochtar W Oetomo menyatakan sejak 2012 sudah cukup banyak tokoh muda di bawah usia 55 tahun yang sudah dikenal masyarakat. Dari sekian banyak tokoh itu, Jokowi menjadi figur yang paling mencuat popularitasnya.

BACA JUGA: Kekhawatiran Anas Diracun Dianggap Wajar

Menurut Mochtar, pada 2012, tidak banyak yang mengenal Jokowi. "Tapi pada 2013 popularitasnya melejit menjadi 83,55 persen," katanya dalam paparan hasil survei di Jakarta, Minggu (12/1).

Survei ini dilakukan 4 Desember 2013 hingga 8 Januari 2014 di 34 provinsi di Indonesia. Metodenya menggunakan multistage random sampling dengan jumlah responden 1.070 orang dan margin of error ±3 persen. Level of Confidence 95 persen, serta pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.

BACA JUGA: Putusan UU Pilpres Digantung, Hakim MK Diadukan

Mochtar melanjutkan, Priyo Budi Santoso menjadi tokoh muda terpopuler di bawah Jokowi. Popularitas Priyo naik dari 77,10 persen pada 2012. "Kemudian naik menjadi 78,59 persen di 2013," katanya.

Tak hanya itu ada pula nama Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura Harry Tanoesoedibyo. Ia menempati posisi ketiga di bawah Jokowi dan Priyo dengan raihan 75,79 persen.

BACA JUGA: Tangani Judicial Review UU Pilpres, MK Dicurigai Ikut Main

Di bawah Harry Tanoe, secara berturut-turut adalah Hidayat Nur Wahid (64,95 persen), Muhaimin Iskandar (62,89) Puan Maharani (58,69 persen), Zulkifli Hasan (48,69), Ahmad Yani ((42,33), Anies Baswedan (42,24), Gita Wirjawan (31,86), Fery Mursyidan (23,92), Ahmad Muzani (21,77), dan MS Kaban (10,46).

Menurut Mochtar, popularitas tokoh muda ini bisa menjadi modal penting dalam Pilpres 2014. Sebab dalam survei ini terungkap mayoritas responden menilai pentingnya ada regenerasi kepemimpinan penting dan sangat penting mencapai 93,44 persen.

Sementara yang mengatakan tidak penting dan sangat tidak penting 2,71 persen, dan menjawab tidak tahu hanya 3,82 persen.

Dalam survei itu juga ditemukan bahwa tingkat partisipasi masyakat dalam pilpres 2014 akan mengalami peningkatan jika calon yang diusung partai politik adalah tokoh muda.

Mochtar menjelaskan responden yang akan menggunakan hak pilih jika capres di pilpres 2014 berusia di atas 55 tahun hanya 63,36 persen.

Sementara yang tidak menggunakan hak pilih sejumlah 8,31 persen, dan tidak tahu atau tidak jawab sebanyak 28,31 persen.

Kondisi ini berbeda ketika diajukan pertanyaan ke responden jika yang maju di pilpres 2014 adalah capres yang umurnya kurang dari 55 tahun.

Responden yang mengatakkan akan menggunakan hak pilih melonjak menjadi 81,86 persen, tidak menggunakan hak pilih 4,2 persen dan tidak menjawab 13,92 persen. "Ini temuan menarik," kata Mochtar.

Responden yang berpendapat perlu adanya pemimpin alternatif juga tinggi. Tercatat ada 71,02 persen responden manyatakan perlu dan sangat perlu. Sementara yang menyatakan tidak perlu 10,74 persen dan tidak tahu sebanyak 18,22 persen.

"Angka ini mewakili pameo masyarakat akan akronim 4L (lu lagi lu lagi) Hal ini harus diperhatikan betul agar parpol sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab tentang bagaimana mengatasi apastisme politik dan meningkatkan partisipasi pemilu," pungkasnya. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap Gugatan Yusril Atas UU Pilpres Berpeluang Dikabulkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler