Jokowi Sampaikan 4 Sikap Indonesia Menghadapi Perkembangan Dunia

Kamis, 23 September 2021 – 08:59 WIB
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi menyampaikan empat sikap Indonesia menghadapi perkembangan dunia pada Sidang ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Hasil Sidang Majelis Umum PBB ini ditunggu oleh masyarakat dunia untuk menjawab kegelisahan utama dunia. Kapan masyarakat akan terbebas dari pandemi?" kata Jokowi melalui tayangan video yang ditampilkan dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York pada Kamis (23/9) pagi.

BACA JUGA: Pak Jokowi dan PDIP Berpotensi Ditinggalkan Guru Honorer di Pemilu 2024

"Kapan perekonomian segera pulih dan tumbuh inklusif? Bagaimana menjamin ketahanan planet ke depan? Kapan dunia akan terbebas dari konflik terorisme dan perang?" imbuhnya.

Pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ini digelar secara hybrid sehingga dapat menyampaikan pernyataan secara langsung maupun virtual.

BACA JUGA: Jokowi Sebut 2 Kunci Menanggulangi Pandemi

"Melihat perkembangan dunia sampai sekarang ini, banyak hal yang harus dilakukan bersama-sama. Pertama, kita harus memberikan harapan bahwa pandemi akan bisa teratasi dengan cepat adil dan merata," ucap Jokowi.

Menurutnya, kemampuan dan kecepatan antarnegara dalam menangani COVID-19, termasuk vaksinasi, sangat timpang.

BACA JUGA: Pak Jokowi Sudah Berkomitmen, Hati-Hati Para Mafia Tanah

"Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi. Hal ini harus bisa diselesaikan dengan langkah-langkah nyata," kata suami Iriana ini.

Di masa depan, masyarakat dunia harus menata ulang arsitektur ketahanan kesehatan global (global health security system).

"Diperlukan mekanisme baru untuk menggalang ketahanan kesehatan global, baik pendanaan, vaksin obat-obatan, alat-alat kesehatan, maupun tenaga kesehatan, secara cepat dan merata di seluruh negara," ujar Jokowi.

Selain itu, perlu standardisasi prokes global dalam hal aktivitas lintas batas negara, misalnya perihal kriteria vaksianasi, hasil tes, maupun status kesehatan lainnya.

"Kedua, pemulihan perekonomian global hanya bisa berlangsung jika pandemi terkendali dan antarnegara bisa bekerja sama dan saling membantu untuk pemulihan ekonomi," kata presiden kelahiran Surakarta ini.

Menurut Jokowi, negara berkembang lainnya membuka pintu seluas-luasnya untuk investasi yang berkualitas dengan membuka banyak kesempatan kerja, transfer teknologi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan berkelanjutan.

"Ketiga, komitmen Indonesia terhadap ketahanan iklim, pembangunan rendah karbon dan teknologi hijau sudah jelas dan tegas," katanya.

Namun, transformasi energi dan teknologi tersebut harus memfasilitasi negara berkembang untuk ikut dalam pengembangan industri dan menjadi produsen teknologi.

"Pandemi COVID-19 mengingatkan kita tentang pentingnya penyebaran sentra kebutuhan vaksin di dunia di banyak negara," tutur ayah dari tiga anak ini.

Poin keempat, masyarakat dunia harus tetap serius menangani intoleransi, konflik, terorisme, dan perang; perdamaian dalam keberagaman; serta jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas.

"Potensi praktik kekerasan dan marjinalisasi perempuan di Afghanistan, kemerdekaan Palestina yang makin jauh dari harapan serta krisis politik di Myanmar harus jadi agenda bersama," katanya.

Menurut Jokowi, para pemimpin ASEAN telah bertemu di Jakarta dan menghasilkan Five Point Consensus yang implemetasinya butuh komitmen militer Myanmar.

"Harapan besar masyarakat dunia tersebut harus dijawab dengan langkah nyata dengan hasil yang jelas. Itulah kewajiban yang ada di pundak kita yang ditunggu masyarakat dunia. Itulah kewajiban kita untuk memberi harapan masa depan dunia," kata Jokowi.

Sebanyak 195 negara dijadwalkan berpartisipasi dalam High Level Week Sidang Majelis Umum PBB tahun ini, sebanyak 107 di antaranya berpartisipasi pada tingkat kepala negara, baik yang hadir maupun yang menyampaikan pernyataan secara virtual. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler