jpnn.com, JAKARTA - Ahli hukum Suparman Marzuki menyoroti pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut dirinya boleh berkampanye dan berpihak dalam Pemilu 2024
Suparman menegaskan, pernyataan Presiden tersebut sangat naif.
BACA JUGA: Kaesang Apresiasi Kerja Keras Mahfud MD di Kabinet Jokowi
"Jokowi itu bukan hanya kepala pemerintahan, tetapi juga kepala negara. Itu yang dia lupa," tegas Suparman kepada media, baru-baru ini.
Mantan Ketua Komisi Yudisial itu pun tak menduga seorang presiden dari 270 juta penduduk di sebuah negara yang akan melakukan suksesi kepemimpinan, mengeluarkan pernyataan yang tidak lazim.
BACA JUGA: Ada Warga Ditangkap karena Spanduk Sambut Jokowi, Ganjar: Rakyat Sudah Tidak Takut
Ketidaklaziman itu, sambung Suparman, bila dilihat dari perspektif etika berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
"Pernyataan ini juga memperlihatkan bahwa Presiden Jokowi tidak konsisten dengan pernyataannya sendiri," tegas Suparman.
BACA JUGA: Menjelang Pemilu 2024, Ibu-Ibu Majelis Taklim Singgung Soal Ketidaknetralan Jokowi
Suparman mengungkapkan masih segar dalam ingatan publik, ketika beberapa waktu lalu Presiden Jokowi mengingatkan para kepala desa dan kepala daerah untuk menjaga netralitas.
Namun, tegas Suparman, Jokowi pada akhirnya melanggar ucapan sendiri.
"Sekarang saya lihat, orang-orang di sekitar Presiden itu sekarang seperti menjadi 'pemadam kebakaran' atau branwir. Mereka memadamkan kebakaran akibat ucapan Gibran. Kemudian memadamkan kebakaran akibat ucapan Presiden soal boleh kampanye, sampai-sampai Yusril (Yusril Ihza Mahendra) pun diturunkan menjadi branwir juga," pungkas Suparman. (flo/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi