jpnn.com - JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung gaya hidup mewah anggota Polri.
Hal itu disinggung Jokowi saat memberi pengarahan kepada pejabat tinggi Mabes Polri, Kapolres, dan Kapolda se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10).
BACA JUGA: Habib Aboe: Penangkapan Teddy Minahasa Pukulan Telak Bagi Polri, Jokowi Harus Ambil Langkah Serius
Jokowi meminta pejabat Polri memperhatikan gaya hidup mereka yang berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial di tengah situasi sulit yang dirasakan hampir semua elemen masyarakat.
Pasalnya, kata Jokowi, kecemburuan sosial akibat gaya hidup mewah para pejabat Polri sangat berpotensi menimbulkan letupan sosial di tengah masyarakat. Oleh karena itu, Jokowi menegaskan agar berhati-hati dengan persoalan ini.
BACA JUGA: Singgung Pungli dan Tindakan Represif Oknum Polri, Jokowi: Tolong Dijauhi
“Saya ingatkan yang namanya Polres, Kapolres, Kapolda, pejabat utama, pejabat tinggi, mengerem total masalah gaya hidup,” kata sebagaimana disiarkan kanal resmi Sekretariat Presiden di YouTube, Sabtu (15/10).
“Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil atau motor gede yang bagus. Hati-hati, saya ingatkan hati-hati," ungkap Jokowi.
BACA JUGA: Edi Hasibuan: Teddy Minahasa Layak Diancam Hukuman Mati
Presiden Jokowi mengatakan gaya hidup mewah adalah kebiasaan yang sebaiknya ditinggalkan sebagai masa lalu saja oleh pejabat kepolisian.
Sebab, mereka tidak bisa lagi menyembunyikan gaya hidup mewah itu dengan keberadaan media sosial.
Dengan adanya media sosial itu, katanya, membuat rakyat leluasa memantau perilaku keseharian para pejabat kepolisian.
Jokowi menyampaikan dari laporan yang didapatnya, perihal gaya hidup mewah menjadi isu keempat dalam daftar keluhan terbanyak masyarakat terhadap institusi Polri.
"Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri 29,7 persen itu sebuah persepsi karena pungli (pungutan liar, red), tolong diredam, sewenang-wenang tolong diredam anggota-anggotanya. Pendekatan yang represif dijauhi," kata Jokowi lagi.
"Polri mencari-cari kesalahan nomor tiga, itu 19,2 persen. Dan keempat hidup mewah yang tadi saya sampaikan," tambah Jokowi.
Lebih lanjut dia mengingatkan polisi merupakan aparat penegak hukum yang paling dekat dan sering berinteraksi dengan rakyat.
Oleh karena itu, para personel Polri harus selalu diingatkan untuk menjunjung tinggi pelayanan masyarakat.
"Jangan sampai masyarakat itu menjadi hilang atau kurang (kepercayaan, reda), karena apa pun Polri adalah pengayom masyarakat," ungkapnya.
Presiden Jokowi mengawali arahannya dengan memaparkan bagaimana Polri sempat menjadi aparat penegak hukum dengan tingkat kepercayaan publik tinggi sebesar 80,2 persen pada November tahun lalu, berkat keterlibatan dalam kerja penanganan pandemi Covid-19 serta memfasilitasi vaksinasi corona.
Sayangnya, tingkat kepercayaan publik itu turun drastis menjadi hanya 54 persen per Agustus dengan peristiwa yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sebagai titik balik citra Polri di mata masyarakat.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempat menyampaikan bahwa seluruh personel Polri siap mengerahkan segala daya dan upaya untuk bisa memulihkan kembali kepercayaan masyarakat. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi