jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung adanya kepala daerah yang tidak memahami secara detail permasalahan Covid-19 di wilayahnya.
Jokowi menilai kepala daerah tersebut sangat lemah dalam menangani permasalahan pandemi dari sisi kesehatan dan ekonominya.
BACA JUGA: Seperti Ini Dahsyatnya Banjir di Sumedang, Sawah, Vila, dan Rumah Tersapu Air
"Saya titip penanganan pandemi Covid-19, sekali lagi jangan lengah sedikit pun. Saya cek kabupaten dan kota dan provinsi. Selalu saya cek kasus harian," kata Jokowi saat memberikan arahan pada pembukaan Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dari Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (26/3).
Jokowi melanjutkan, meski kasus Covid-19 menurun dan angka kesembuhan meningkat, tetapi tetap lakukan 3T, yakni test, tracing, dan treatment. Terutama yang masih zona merah dan oranye harus didorong agar masuk zona hijau.
BACA JUGA: Para PSK Kaget yang Datang Bukan Pelanggan, tetapi
"Sekali lagi yang namanya ngurusin Covid ini berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi kota, kabupaten, provinsi maupun pertumbuhan ekonomi nasional, enggak mudah," katanya.
Jokowi juga meminta kepala daerah mengawal program vaksinasi hingga ke bagian yang mendetail. Distribusi vaksin juga harus merata, cepat, dan tepat sasaran.
BACA JUGA: Jokowi Minta Kepala Daerah Hati-Hati, Lalu Bandingkan dengan Kondisi Dunia
"Yang mau kita vaksin itu hampir 181,5 juta. Banyak sekali, tetapi siapa yang diprioritaskan, siapa yang didahulukan, bapak-ibu bupati harus tahu dan harus dikontrol sekarang. Mulai di luar nakes dan pelayan publik, dahulukan tempat-tempat yang interaksinya tinggi," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengadakan 426 juta dosis vaksin. Namun, datangnya secara bertahap, yang ditaksir pada Juli baru melimpah. Per bulan bisa mencapai 70 juta dosis vaksin.
"Saya datang ke kabupatan harus tahu, ngerti betul. Target di kabupaten A berapa yang harus divaksin," kata dia.
Jokowi tak ingin kepala daerah sebentar-sebentar mencari data ketika ditanyai soal dosis vaksin yang diperlukan. Dia tidak ingin mendengar ada jawaban yang mengawang-ngawang.
"Jangan pakai kurang lebih, kurang lebih 200 ribu, pak. Itu enggak ngerti berarti. Harus bisa, berapa yang mau divaksin. Misalnya 212.300, oh, detail. Berarti ngerti. (Saya) tanya kasus harian Covid berapa? 'Aduh, sebentar, tanya ke dinkes, pak'. Ini persoalan gede yang semua harus tahu," kata Jokowi. (tan/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga