Jokowi Sudah Memutuskan Memperpanjang PPKM Darurat Sampai Akhir Juli

Jumat, 16 Juli 2021 – 22:01 WIB
Ditlantas Polda Metro Jaya memasang papan pengumuman penyekatan PPKM Darurat di Underpass Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (15/7). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, YOGYAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkap bahwa Presiden Jokowi telah memutuskan memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.

PPKM Darurat yang awalnya bakal finis pada 20 Juli, bakal diperpanjang sampai akhir Juli.

BACA JUGA: Menko PMK Muhadjir: Sekarang Ini Sudah Darurat Militer

"Tadi rapat kabinet terbatas yang saya ikuti waktu saya di Sukoharjo (Jateng), telah diputuskan oleh Bapak Presiden. PPKM ini dilanjutkan sampai akhir Juli," kata Muhadjir saat mengunjungi Hotel University Club UGM yang dijadikan selter pasien COVID-19 di Yogyakarta, Jumat.

Presiden Jokowi, kata Muhadjir, juga menyampaikan bahwa keputusan memperpanjang PPKM Darurat ini memang memiliki banyak risiko, termasuk keharusan menyeimbangkan antara mendisiplinkan warga menaati protokol kesehatan sesuai standar PPKM dengan penyaluran bantuan sosial.

BACA JUGA: Polda Sumut Kerahkan Helikopter untuk Sosialisasi PPKM Darurat di Kota Medan, Lihat

Bantuan sosial, ujar dia, tidak mungkin ditanggung oleh pemerintah sendiri.

Namun, gotong-royong bersama masyarakat dan sejumlah instansi lainnya juga diperlukan dalam menghadapi pandemi ini.

BACA JUGA: Dor! Johanes Berusaha Kabur, Dor! Satu Kakinya Ditembak, Masih Lari, Dor! Apa yang Terjadi?

"Bansos ini tidak mungkin ditanggung pemerintah sendiri sehingga gotong royong masyarakat, termasuk UGM ini di bawah pimpinan pak rektor membantu mereka-mereka yang kurang beruntung akibat kebijakan PPKM ini," kata dia.

Sedekah masker, kata dia, juga perlu menjadi perhatian mengingat tidak sedikit warga yang menganggap masker sebagai barang yang mahal.

Ia menuturkan apa pun istilah yang digunakan, baik PPKM darurat atau PPKM superdarurat, selama masyarakat tidak mau kompromi menahan diri melanggar prokes maka penanganan COVID-19 tidak akan berhasil.

"Jika tidak menyadari bahwa prokes adalah menjadi yang utama, penanganan COVID-19 ya tidak berhasil," ujarnya. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler