jpnn.com, MEDAN - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengapresiasi keragaman suku, adat, dan budaya yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Dia menyebut daerah itu sebagai miniaturnya Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat bersama Ibu Negara Iriana menghadiri Pagelaran Budaya Lintas Etnis Provinsi Sumatera Utara di Stadion Teladan, Kota Medan, Sabtu (16/3). Saat itu, Jokowi dan Iriana kompak mengenakan pakaian adat Melayu.
BACA JUGA: Ikhtiar Si Doel Blusukan Tangkis Hoaks demi Menangkan Jokowi - Maruf
Di awal sambutannya, mantan Wali Kota Solo itu menyapa masyarakat dengan beragam sapaan khas Sumatera Utara. Ragam sapaan ini menurutnya menunjukkan keindahan budaya, keindahan adat, keindahan tradisi itu ada di tanah Sumatera Utara.
"Horas, horas, horas!! Majuah-juah, majuah-juah! Juah-juah, juah-juah! Yahowu, yahowu, yahowu!" ucap Jokowi menyapa masyarakat yang hadir.
BACA JUGA: Rumah Milenial Beri Masukan Buat Jokowi soal Pembangunan Infrastruktur
Kepala Negara kemudian menyebutkan berbagai suku yang ada di Sumut, mulai dari Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Toba, Melayu, hingga Nias. Tak ketinggalan juga etnis India dan Tionghoa.
"Agama yang ada di sini juga berbeda-beda. Ada agama Islam, agama Kristen, agama Katolik, agama Hindu, Konghucu, Budha, ada semua," lanjutnya.
BACA JUGA: Jelang Debat Cawapres, Maruf Amin: Gelar Ulama Kok Dilepas
Meski memiliki kemajemukan yang tinggi, sejarah di Sumut tidak ada mengenai perpecahan, maupun pertikaian.
Dia tidak ingin hanya gara-gara perbedaan pilihan politik, persaudaraan itu terpecah.
(Baca Juga: Ikhtiar Si Doel Blusukan Tangkis Hoaks demi Menangkan Jokowi - Ma'ruf)
"Akan rugi besar bangsa ini, akan rugi besar kita semuanya. Aset terbesar bangsa, modal terbesar bangsa Indonesia adalah persatuan, adalah persaudaraan, adalah kerukunan," tegasnya.
Oleh karena itu, Jokowi berpesan kepada semua pihak untuk terus menjaga tiga aset terbesar bangsa Indonesia tersebut. "Marilah kita bersama-sama menjaga persaudaraan kita, merawat persatuan kita, merawat kerukunan kita. Budaya inilah yang mempersatukan kita, budaya kita menjadikan kita bersatu," tandasnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Debat
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam