jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan penerapan mandatory biodiesel B50 pada akhir 2020 mendatang sudah bisa dilakukan.
Hal ini disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas tentang evaluasi pelaksanaan biodiesel B20 di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (12/8).
BACA JUGA: Detik-Detik Sapi Jokowi di Solo Disembelih, Susah Banget, Lihat Videonya
Suami Iriana itu ingin pelaksanaan mandatory untuk biodiesel bisa lebih cepat demi mengurangi ketergantungan pada energi fosil sekaligus menekan impor minyak. Berdasarkan kalkulasi pemerintah, penggunaan B20 secara konsisten saja bisa menghemat devisa negara hingga USD5,5 miliar per tahun.
"Saya ingin agar B20 ini nanti pada Januari 2020 itu sudah pindah ke B30, dan selanjutnya di akhir 2020 sudah meloncat lagi ke B50," kata Jokowi.
BACA JUGA: Jokowi Perintahkan RUU Pertanahan Segera Dituntaskan
BACA JUGA: Dua Bulan Diuji Pakai, Biodiesel B100 Kementan Terbukti Lebih Hemat
Dari catatan pemerintah, penggunaan B20 secara konsisten untuk public service obligation (PSO) dan non-PSO, juga membuat permintaan domestik akan CPO kelapa sawit menjadi lebih besar. Serta, multiplier efect-nya juga dirasakan belasan ribu petani atau pekerja sektor perkebunan kelapa sawit.
BACA JUGA: Jokowi Dijadwalkan Salat Iduladha di Lapangan Kebun Raya Bogor
Mantan wali kota Solo itu juga menekankan pentingnya menyerap produk kelapa sawit dalam negeri agar kita punya posisi tawar lebih besar terhadap Uni Eropa maupun negara lainnya yang mencoba melemahkan posisi Indonesia.
"Saya mendengar CPO ini juga bisa dibuat avtur. Tolong ini ditekuni lagi lebih dalam, sehingga kalau itu bisa, pertama, mengurangi impor avtur kita, sehingga defisit neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan kita akan semakin baik," tambahnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Analisis Waketum Gerindra Andai Poros Teuku Umar - Kertanegara Terbentuk
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam