jpnn.com - JAKARTA - Demam batu akik yang melanda masyarakat Indonesia, memantik rasa penasaran Presiden Joko Widodo. Di pameran mebel dan kerajinan tangan yang diselenggarakan di Parkir Timur Senayan, Sabtu (14/3), Jokowi tak hanya melirik, bahkan juga menyematkan tiga batu akik sekaligus di jemarinya.
Jokowi pun sempat geleng-geleng kepala mendengar harga batu akik yang selangit. Saat menjajal cincin batu akik jenis Bacan dan Giok Kalimantan, Jokowi sempat menanyakan harga pada penjualnya. Saat dijawab harga batu akik Bacan Rp 25 juta dan Giok Kalimantan Rp 5 juta, Jokowi pun tak bisa menyembunyikan kekagetannya.
BACA JUGA: Dolar Merajalela, Potensi Gagal Bayar Biaya Haji Kian Besar
"Hah, mahal banget," ujarnya saat mengunjungi pameran International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) kemarin.
Namun, harga selangit itu justru membuat Jokowi kian tertarik. Sambil senyum-senyum, mantan gubernur DKI Jakarta dan walikota Solo itu mencoba memakai satu per satu cincin batu akik yang berjajar di atas meja, bahkan di tiga jari sekaligus. Para pengunjung, termasuk Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, ikut senyum-senyum melihat tingkah Jokowi yang selama ini tidak pernah terlihat mengenakan cincin di jari tangannya.
BACA JUGA: Adik Amrozi: Bendung WNI Gabung ISIS Lebih Gampang daripada...
Ajakan pemandu acara yang meminta presiden untuk bergeser melihat ke stan-stan kerajinan tangan dan mebel lainnya pun, tak mampu mengalihkan perhatian Jokowi dari gemerlap warna-warni batu akik di atas meja. Sampai akhirnya, Jokowi pun melepas satu per satu cincin yang dicobanya.
"Sudah ah, taruh, ntar (nanti, Red) kepengin," katanya lantas tertawa.
BACA JUGA: PPP Kubu Djan Faridz Pastikan Hak Angket untuk Yasonna Tetap Jalan
Pameran mebel dan kerajinan tangan ini adalah acara ke dua yang dihadiri Jokowi dalam satu pekan ini. Sebelumnya, Kamis lalu (12/3), Jokowi juga menghadiri acara Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2015 di Kemayoran, Jakarta. Latar belakang Jokowi sebagai pengusaha dan eksporter mebel membuat dirinya cukup dekat dengan para pelaku usaha di sektor ini.
Karena itu, Jokowi pun berjanji untuk memperbaiki regulasi yang dirasa menghambat perkembangan industri mebel. Salah satunya adalah perizinan di daerah yang dinilai merepotkan dan memberatkan produsen mebel, terutama dari sektor usaha kecil menengah (UKM). Sedangkan untuk Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), Jokowi menilai sudah cukup bagus meskipun harus disederhanakan lagi.
"Mengurus izin-izin di daerah itu yang lama, pusing semuanya, makanya saya perintahkan untuk disederhanakan," ujarnya.
Dari sisi kreatifitas, Jokowi menilai jika produk-produk mebel Indonesia tidak kalah dengan produk luar negeri. Dia menyebut, inovasi desain sudah sukses dijalankan para produsen, termasuk tren warna yang terus diperbarui tiap tahun.
"Jadi kreatifitasnya sudah bagus sekali," katanya.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menambahkan, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini menjadi momentum penting bagi industri mebel untuk menggenjot kinerja ekspor, terutama ke Amerika Serikat (AS) karena pelemahan rupiah membuat harga mebel dari Indonesia makin kompetitif.
"Di Amerika itu pasarnya besar, di Eropa dan Cina (Tiongkok) juga bisa," ujarnya.
Menurut Gobel, saat ini pasar mebel atau furnitur dunia mencapai USD 156 miliar dan tumbuh rata-rata 10,5 persen per tahun. Namun, nilai ekspor Indonesia saat ini baru USD 1,8 miliar, berarti market share mebel Indonesia di pasar mebel dunia hanya 1,1 persen.
"Itu masih sangat kecil, banyak peluang untuk digenjot lebih besar," katanya.
Sebelumnya, presiden sudah mematok target ekspor mebel bisa naik hingga USD 5 miliar dalam lima tahun ke depan.(owi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Elit Terus Ribut, Dua Kerugian Besar Ini Akan Diderita Golkar
Redaktur : Tim Redaksi