jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meyakini konsep Ibu Kota baru Indoenesia bakal menjadi perhatian dunia. Hal ini disampaikan Jokowi saat menggelar rapat terbatas membahas langkah-langkah percepatan pembangunan ibu kota baru bersama jajaran terkait di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (26/2).
Dalam arahannya, Jokowi menyampaikan konsep pembangunan ibu kota baru Indonesia didesain untuk menjadi kota hijau dan kota pintar mengundang ketertarikan sejumlah negara sahabat. Negara-negara sahabat tersebut juga sudah menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dalam pembangunan ibu kota baru.
BACA JUGA: Said Iqbal: RUU Cipta Kerja Tak Sesuai Harapan Jokowi
"Saya ingin menyampaikan konsep pembangunan ibu kota baru sebagai sebuah smart metropolis sudah mulai dilirik dan diperhatikan oleh dunia dan bahkan negara-negara sahabat sudah mulai menyampaikan ketertarikannya untuk bekerja sama," ujar dia.
Yang terbaru, Korea Selatan yang bertemu Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu menyampaikan ketertarikan. Korea Selatan sendiri memiliki pengalaman dalam pembangunan kota hijau dan berkelanjutan.
BACA JUGA: Ini Alasan Jokowi Mendahulukan Penjemputan WNI di Kapal World Dream
"Ini saya kira sebuah sinyal yang bagus. Oleh sebab itu, perlu disiapkan detail-detail proses kerja sama antara kita dengan negara lain," ucapnya.
Sebagai langkah pertama, Jokowi meminta jajarannya untuk menyiapkan dan menyelesaikan seluruh payung hukum yang dibutuhkan untuk menjalankan rencana pemindahan dan pembangunan ibu kota tersebut.
BACA JUGA: Kabar Anyar dari Menteri Suharso soal Titik Nol Ibu Kota Baru RI
"Saya sudah mendengar dari Menteri Bappenas bahwa (rancangan) undang-undangnya juga sudah selesai dan mungkin akan disampaikan ke DPR setelah reses. Saya kira ini sebuah persiapan yang memang penting agar payung hukum yang dibutuhkan betul-betul sudah siap," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi kembali mengingatkan bahwa pembangunan dan pemindahan ibu kota baru ini tak hanya berarti berpindah lokasi dan mengelola sebuah kota yang seperti biasanya. Melainkan, dibutuhkan pula cara dan sistem kerja baru di dalamnya yang memungkinkan pemerintah untuk bekerja secara lebih efisien dan efektif.
"Kita tidak sekadar mengelola ibu kota baru seperti biasanya. Tetapi, kita ingin menginstal sistem dan cara kerja baru yang lebih futuristik dan fleksibel sehingga kita bisa bekerja lebih lincah, efisien, cepat, dan efektif," ucapnya.
Adapun soal skema pembiayaan pembangunan, Presiden juga menginstruksikan jajarannya untuk melakukan pemetaan mengenai bagian pembangunan mana yang nantinya akan dibiayai oleh APBN maupun yang dapat dikerjasamakan melalui skema kerja sama KPBU (Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha) serta yang melalui investasi dari swasta dan negara-negara sahabat. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga