jpnn.com, KOTAWARINGIN BARAT - Tidak ada usaha keras yang mengkhianati hasil. Kalimat itu pantas untuk menggambarkan sepak terjang Sumardi.
Kombinasi kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah membuat Sumardi hidup berkelimpahan.
BACA JUGA: Didatangi Polisi, Pria Ini Sembunyi di Toilet
Dia menjadi pengusaha mainan anak-anak yang sukses dan cukup ternama di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.
Pria yang hanya lulus sekolah menengah pertama (SMP) itu mampu bersaing di tengah menjamurnya pengusaha mainan anak-anak.
BACA JUGA: Ramadan Berdarah! Dikeroyok Sampai Jantung Keluar
Lahir di Boyolali pada 17 Mei 1973, Sumardi merantau ke Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Kobar sekitar 2001 silam.
Dia bertekad merantau untuk mengubah nasibnya dan istri tercintanya.
BACA JUGA: Siapa Nih yang Buang Ribuan Pil Koplo di Depan Gang?
Awal menjalani hidup di Pangkalan Bun, dia mencoba peruntungan dengan menjual sembako (sembilan bahan pokok).
Usaha pertamanya ini ternyata gagal berkembang. Dia akhirnya memilih mundur.
Meski demikian, Sumardi tidak berputus asa. Dia kemudian memilih berjualan mainan anak-anak.
Pria lulusan SMP 2 Boyolali ini mengawali berjualan mainan dengan modal hanya Rp 1,4 juta.
Itu pun menggunakan tabungan istrinya. Meski berjualan keliling, dia tetap bersemangat dan gigih berjuang demi menghidupi keluarganya.
Bisnis ini justru berkembang pesat. Dia mengungkapkan, dari modal Rp 1,4 juta tersebut, bisa berkembang menjadi Rp 6 juta.
Kemudian, dari Rp 6 juta diputar kembali untuk bisnis hingga menjadi Rp 17 juta.
Sejak itu dia tidak lagi keliling, tetapi menyewa kios untuk mengembangkan usahanya.
”Tahun 2005 kami mulai sewa kios, membuka grosiran dan akhirnya terus berkembang. Pada tahun 2008 ke atas, saya mulai fokus pembelian aset,” tutur Sumardi sebagaimana dilansir Prokal, Sabtu (10/6).
Sejak saat itu, setiap tahunnya Sumardi membeli satu aset yang nilainya miliaran.
Sekarang, sudah ada delapan aset yang dimilikinya, berupa ruko dan toko.
”Sekarang saya sudah punya empat toko yang berada di Jalan Paku Negara dan kawasan Bamban,” kata pria lima anak ini.
Menurut Sumardi, usaha yang dinamai Central Toys itu sejak awal diniatkan juga untuk membantu.
Sebab, dia melihat masih ada rekan-rekannya yang menganggur.
Melalui usahanya tersebut, dia berharap bisa turut membantu meringankan beban orang lain.
Sejak membuka usaha grosir mainan anak-anak, dia juga menularkan ilmunya kepada karyawan-karyawannya tanpa takut usahanya tersaingi.
”Sudah banyak karyawan saya yang membuka usaha seperti ini, bahkan saya ajari tanpa takut saya merasa tersaingi. Buktinya, di Pangkalan Bun sudah banyak toys-toys yang bermunculan di sini dan malah kami bermitra,” tuturnya.
Sumardi meyakini rezeki sudah ada yang mengatur. Sepanjang manusia bekerja keras, tentu rezekinya akan ada.
Disinggung soal dukanya selama menjalankan bisnis tersebut, dia justru tersenyum dan mengaku hampir merasa tidak pernah berduka atau resah.
Memang, tidak sedikit pelanggannya yang mengambil barang, kemudian tidak mengembalikan akibat bangkrut.
Namun, selama ini, dia tidak pernah mempersoalkan hal itu karena sejak awal niatnya sambil membantu.
”Kalau dihitung-hitung lumayan banyak. Kalau satu orang saja berkisar Rp 40 juta, sudah berapa kalau sampai puluhan orang?” kata Sumardi. (syamsudin/ign)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Subhanallah! Usai Salat Jumat, Gubernur Cium Tangan Pengemis Tua
Redaktur & Reporter : Ragil