jpnn.com, NEW YORK - Pengadilan New York, AS menghukum mantan insinyur Central Intelligence Agency (CIA) yang terbukti terlibat sembilan tuntutan atas kebocoran data negara ke WikiLeaks.
Insiden itu dikenal juga sebagai "Vault 7" yang pada 2017 dibagikan oleh situs web WikiLeaks.
BACA JUGA: Terungkap, Bos WikiLeaks Dua Kali Menghamili Pengacaranya Selama di Persembunyian
Mantan insinyur itu bernama Joshua Schulte dan terbukti telah mengungkapkan sejumlah taktik CIA untuk meretas ponsel, komputer, bahkan SmartTV pribadi dari target operasinya.
"Schulte telah dihukum karena salah satu tindakan spionase paling berani dan merusak dalam sejarah Amerika," kata Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York Damian Williams.
BACA JUGA: Murid SD Jatuh ke Pelukan JU, Hamil 8 Bulan, Ada 23 Adegan
Joshua Schulte mulai menjalani masalah hukum pada 2018 atas kasus dugaan pornografi anak, tetapi ternyata kasus hukum yang dihadapinya tak berhenti sampai di situ dan berlanjut hingga tuntutan terkait "Vault 7".
Saat aktif di CIA, Joshua Schulte bertanggung jawab membangun alat peretasan untuk mengambil data ataupun informasi penting dari perangkatan elektronik para target operasi.
BACA JUGA: Sudah Beristri 2, CI Pacari Janda dan Sikat Bocah, Sontoloyo
Dalam pengembangan kasus, pihak berwajib menemukan Joshua juga menyimpan beberapa informasi rahasia untuk kepentingannya sendiri.
Tuntutan kasusnya pun bertambah setelah kecurigaan pembocoran informasi dan alat ke WikiLeaks diajukan.
Adapun tuntutan yang diajukan secara garis besar terkait dengan pengumpulan, pencurian, serta pembocoran informasi rahasia milik agensi intelejen AS itu.
Joshua Schulte membocorkan informasi karena merasa tidak dihargai di CIA.
Pembocoran informasi itu pun akhirnya dilakukan sebagai caranya balas dendam kepada CIA. (theverge/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Begal Sadis Digulung, Satu Pelaku Ternyata Guru Honorer, Astaga!
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha