jpnn.com - JAKARTA - Direktur PT The Master Steel Manufactory, Diah Soemedi didakwa menyuap dua Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Timur, Eko Darmayanto dan Mohamad Dian Irwan Nuqirsa. Suap itu dimaksudkan agar penyidikan kasus tindak pidana perpajakan oleh Diah dihentikan.
Dalam surat dakwaan Diah yang dibacakan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (30/7), Jaksa Penuntut Umum KPK, membeberkan modus penyerahan uang dari pihak PT The Master Steel kepada PPNS Kanwil DJP Jaktim. JPU Ahmad Burhanudin, menyatakan, pada 25 April 2013, Diah menggelar pertemuan dengan Eko dan Dian serta konsultan pajak The Maste Steel, Ruben Hutabarat di restoran lantai III, Hotel Borobudur, Jakarta.
BACA JUGA: Endus Korupsi di Dishub, Penyidik KPK Temui Ahok
Pada pertemuan itu Diah meminta bantuan Eko dan Dian agar penyidikan tindak pidana perpajakan yang disangkakan kepadanya dihentikan dengan kesepakatan imbalan Rp 40 miliar. Diah pun memerintahkan Effendy Komala, Manajer Akuntansi PT The Master Steel, mengatur cara penyerahannya.
Pada akhir April 2013, Diah menyampaikan bahwa pada 7 Mei 2013 akan ada penyerahan uang Rp 10 miliar kepada Eko sebagai pemberian awal atas kesepakatan penghentian penyidikan perkara tindak pidana perpajakan. Kemudian, lanjut JPU, pada 6 Mei, Diah memanggil Effendy di kantornya di Jalan Pangeran Jayakarta 107, Jakarta untuk membicarakan penyerahan uang SGD 300 ribu kepada Eko dan Dian.
BACA JUGA: Tunjuk Patrialis jadi Hakim MK, SBY Disebut Kebangetan
Selasa 7 Mei 2013, Effendy menemui Eko di DJP, untuk mengatur penyerahan uang. Akhirnya disepakati, cara yang digunakan adalah Effendy meminjam kunci mobil Eko. Selanjutnya, uang akan diletakkan di dalam mobil sehingga Effendy dan Eko tidak bertemu langsung.
Atas kesepakatan itu, Eko menyerahkan kunci Honda City warna hitam milik Dian kepada Effendy. Selanjutnya posisi mobil itu pun diberitahukan ke Eko, yakni di parkiran Terminal II Bandara Soekarno-Hatta Tangerang.
BACA JUGA: Penunjukan Patrialis Akbar Dinilai Langgar Konstitusi
Setelah cara penyerahan disepakati, Selasa 7 Mei 2013 sore, Effendy membawa bungkusan uang ke Terminal II Soetta menuju tempat parkir Honda City. Kemudian, Effendy meletakkan uang SGD 300 ribu di bawah kolong jok supir. "Selanjutnya menyerahkan kuncul mobilnya ke Eko Darmayanto yang sudah menunggu di sekitar parkiran," kata JPU Ahmad di hadapan majelis hakim yang diketuai Amin Ismanto.
Setelah menerima uang, Eko sengaja mengirim berkas perkara pajak tersangka Diah, yang tidak lengkap ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. "Dengan tujuan supaya berkas perkara dikembalikan oleh jaksa sehingga nantinya perkara tersebut dapat diterbitkan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan," kata JPU.
Kemudian, pada 14 Mei 2013, Effendy menerima tiga amplop berisi SGD 300 dari Diah. Malam harinya, sekitar pukul 22.30, Effendy dan Supporting Accounting PT The Master Steel, Teddy Muliawan, berangkat ke Bandara Soetta.
Teddy menunggu di parkiran, sedangkan Effendy menemui Eko dan Dian di depan Restoran Hamburger Terminal III Bandara Soetta. Effendy menyampaikan pada 15 Mei akan menyerahkan uang kembali. Eko dan Dian meminta Effendy meletakkan uangnya di Toyota Avanza B 1696 KKQ yang di parkir di parkiran Terminal III Bandara Soetta.
Selanjutnya, Dian menyerahkan kunci dan STNK-nya, kepada Effendy sambil menunjukkan posisi mobil tersebut. Ketika dalam perjalanan pulang, Effendy menunjukkan posisi parkir mobil Avanza kepada Teddy.
Pada Rabu 15 Mei 2013, Effendy menyerahkan kunci Avanza beserta amplop cokelat berisi uang SGD 300 ribu kepada Teddy dengan perintah agar uang itu diserahkan kepada Eko dan Dian. Caranya, beber JPU, dengan meletakkan di bawah karpet di bagian kaki kursi sopir.
Pada pukul 09.00, Teddy mengendarai sepeda motor menuju Soetta. Ia langsung menuju Avanza dan meletakkan uang tersebut sesuai petunjuk Effendy. Setelah itu, Teddy menemui Eko dan menyerahkan kunci Avanza di toilet Terminal III Bandara Soetta.
Teddy kemudian berjalan menuju parkiran motor untuk mengambil motornya. "Sementara Eko Darmayanto dan Mohamad Dian Irwan Nuqisra memastikan bahwa mobil dalam keadaan terkunci," kata JPU Ahamd. Tidak lama kemudian, Teddy, Eko dan Dian, ditangkap KPK. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diundang Resmi, Mahfud MD Masih Pikir-pikir
Redaktur : Tim Redaksi