jpnn.com, JAKARTA - Maraknya isu SARA dalam hajatan Pilkada DKI Jakarta 2017 cukup membuat resah warga ibu kota. Isu SARA yang dimainkan membabi-buta dan menabrak sendi-sendi kerukunan hidup masyarakat.
Sebagian masyarakat menilai bahwa isu SARA sengaja diembuskan demi menciptakan rasa tidak aman bagi orang-orang yang akan menentukan pilihan kepada pasangan cagub-cawagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
BACA JUGA: Kiai Said Dihina di Facebook, Ansor Bekasi Lapor Polisi
Menyikapi kenyataan ini, Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta mengadakan halaqah demi menetralisir isu-isu SARA yang dimainkan di tengah masyarakat.
Ketua PW JQH, Ustaz Achmad Zarkasyi, menyatakan bahwa acara halaqah ini digelar dalam rangka memberikan pemahaman kepada para ustadz, kiai dan tokoh agama agar ikut memberikan pemahaman yang benar tentang agama.
BACA JUGA: Daripada Sibuk Urus Parpol, Ahok dan Anies Sebaiknya...
"Agama tidak bisa diseret sedemikian jauh dalam gelanggang politik praktis, apa lagi menyebabkan keresahan di tengah umat," kata Achmad Zarkasyi, dalam acara Halaqah Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta dengan tema: Menyikapi Isu SARA dalam Pilkada DKI Jakarta, di Diraja Hotel, Jakarta, Minggu (12/3).
Acara halaqah tersebut diisi oleh dua nara sumber, yaitu KH. Taufik Damas (RelaNU) dan KH. Zuhri Yaqub, Wakil Rois Syuriah PWNU DKI Jakarta. Selain dua nara sumber tersebut, halaqah ini juga dihadiri oleh KH. Ahmad Zahari, Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta yang memberikan kata sambutan.
BACA JUGA: Bertemu SBY, Ahok Ngaku gak Bahas Pilkada DKI
Zarkasyi mencontohkan spanduk-spanduk yang dipasang di berbagai wilayah dengan ancaman tidak akan mengurus jenazah muslim yang memilih pasangan nomor 2 dalam Pilkada Jakarta.
Menurut dia, ancaman semacam itu sudah tidak masuk akal. Hal itu menunjukkan kepanikan orang yang menyebarkannya. Dalam hukum Islam (fiqh), mengurus jenazah berhukum fardhu kifayah. Semua orang akan berdosa jika tidak ada yang mau mengurus jenazah di sebuah lingkungan.
Mengurus jenazah itu kewajiban orang yang hidup. Jahat sekali jika urusan jenazah dijadikan alat berpolitik demi merebut kekuasaan. Ancaman tidak mengurus jenazah hanya karena pilihan calon gubernur dalam Pilkada merupakan sikap yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
“Para ustaz dan tokoh agama jangan mau dibohongi oleh oknum politisi yang sengaja mengeruhkan suasana dalam Pilkada Jakarta,” ujar Zarkasyi.
Halaqah yang digelar di hotel Diraja, Jalan Tendean, Jakarta Selatan, dihadiri oleh puluhan ustadz dan tokoh agama yang merasakan adanya cara-cara tidak sehat (mempermainkan agama) dalam memenangkan calon tertentu di Pilkada DKI Jakarta. Menurut mereka, gerakan massif dan sistematis tersebut sudah cukup mengganggu ketenangan masyarakat.
Mereka juga menuntut pihak-pihak terkait untuk segera menindak tegas para pelaku penyebaran ancaman tersebut. Jika dibiarkan, kehidupan masyarakat akan terganggu dan akan merusak nilai-nilai persaudaraan umat.
"Politik seharusnya tetap menjaga etika dan kerukunan umat. Jangan menghalalkan segala cara hingga agama pun seperti dibajak sedemikian rupa hanya untuk menjegal pasangan calon tertentu dan memenangkan pasangan calon yang lain," ungkap Zarkasyi.
"Ingat ya, agama itu terlalu suci untuk dibajak demi kepentingan politik sesaat. Saya mengajak agar kita menghentikan cara-cara kotor seperti itu. Jika diteruskan, saya khawatir Pemilik agama, Allah SWT, akan murka pada kita semua," imbuhnya.
Ustaz Zarkasyi juga mengajak para tokoh agama untuk kembali menyebarkan ajaran agama yang mendamaikan dan menenangkan umat.
"Islam itu agama rahmat. Para ustaz dan tokoh agama harus mengajarkan nilai-nilai moral dan kebaikan kepada masyarakat. Kita semua bertanggung jawab di dunia dan akhirat. Jangan sampai agama dijadikan alat untuk menyebar kebencian dan permusuhan. Permusuhan dan kebencian jelas tidak sejalan dengan ajaran Islam yang sangat luhur ini," tandas Zarkasyi. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok-Djarot Tinggalkan Acara KPU, Hasto: Perlu Disiplin
Redaktur & Reporter : Adek