Jual Ginjal di Kantor Kecamatan

Kamis, 21 November 2013 – 04:17 WIB

jpnn.com - BOGOR - Kesal tak mendapat respon, sejumlah orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) An-Najah yang berlokasi di Jalan Raya Cikoleang, RT 01/04, Desa Sukamulya mendatangani kantor Kecamatan Rumpin, kemarin.     

Sekitar pukul 14:30, beberapa orang tua siswa datang dengan membawa karton bertuliskan: Tolong !!! Bantu Kami Jual Ginjal Untuk Tebus Ijazah dan tulisan lainnya yang hampir sama.
    
Mereka sengaja datang, meminta agar camat membantu untuk menjual ginjal kepada siapapun yang membutuhkan demi mendapatkan ijazah yang kini ditahan sekolah. "Saya hanya ingin mengambil ijazah. Kalaupun, harus menjual ginjal saya ikhlas. Makanya, saya butuh bantuan camat," kata salah satu orang tua, Muhammad Natsir kepada Radar Bogor.
    
Warga RT 06/02, Kampung Leuwiranji, Desa Sukamulya itu mengaku, mewakili 52 wali murid yang terlilit tunggakan kepada sekolah. "Umumnya, para orang tua sepakat untuk melakukan apapun demi anak," terangnya. 
    
Menanggapi masalah tersebut, Camat Rumpin, Panji Ksyatriyadi hanya mengarahkan warga untuk bermusyawarah dengan pihak sekolah agar ada solusi. "Bagaimanapun, sekolah memiliki ketentuan yang mereka telah sepakati dengan komite. Karenanya, untuk menyelesaikan masalah ini harus dengan berdialog," tutur Panji.

BACA JUGA: Warga Ahmadiyah Bakal Dibuatkan e-KTP

Menurut dia, jika benar-benar wali murid tak memiliki kemampuan untuk menebus pasti akan ada kebijakan lain untuk meringankan beban. Menurutnya, bisa jadi pihak sekolah akan memberikan ijazah tersebut dengan dana yang lebih ringan.

Mendengar arahan camat, wali murid yang datang langsung mendatangi sekolah untuk bermusyawarah. Namun, di tengah jalan kepala sekolah mendatangi salah satu orang tua untuk bermusyawarah dan langsung berkumpul di rumah Muhammad Natsir.
    
Meski telah berdialog, belum ada jawaban ijazah bisa diterima atau tidak. "Belum ada kepastian dari kepala sekolah, apakah ijazah dapat diambil atau tidak," terang Natsir. 

BACA JUGA: Atasi Kemacetan, Bali akan Stop Penjualan Mobil dan Motor

Ketika dikonformasi, Kepala MTS An-Najah, Imas mengungkapkan, sekolah yang dipimpinnya merupakan swasta yang mengenakan biaya pendidikan pada siswa. 
    
Untuk mengimbanginya. Kata dia, sekolah memiliki program beasiswa penuh bagi siswa berprestasi, yatim, dan kurang mampu. "Di sekolah kami memang harus bayar. Ada yang gratis itu melalui beasiswa namun memiliki ketentuan. Mekanisme keuangan, syarat, dan tata laksananya diketahui komite sekolah untuk kemudian selalu di sosialisasikan melalui rapat maupun edaran surat, sehingga diketahui orang tua," paparnya.
    
Ia mengungkapkan, tahun 2013 hanya ada 16 siswa yang ijazahnya masih ditahan antara lain delapan siswa masih memiliki tanggungan saat lulus, dua orang santri. (azi/mas)

BACA JUGA: Satpol Dilatih TNI-Polri

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berharap Djohermansyah Berbuat Terbaik untuk Riau


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler