jpnn.com - Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Suparti mengungkapkan, NA dan para anak buahnya itu punya latar belakang yang tak jauh berbeda. Mereka terjun ke dunia prostitusi lantaran sudah kehilangan kegadisannya. "Pacarnya sendiri yang berbuat. Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi pelajar lain. Kalau pacaran, jangan kebablasan," ujarnya kemarin (9/6).
Otak jaringan itu adalah NA, remaja berusia 15 tahun, pelajar kelas VIII sebuah SMP swasta di kawasan Gubeng. Dia ditangkap bersama tiga anak buahnya.
BACA JUGA: Siswi SMP Jadi Mucikari Siswi SMP dan SMA
Mereka adalah DA, 17, warga Pucang; dan BL, 16, warga Ngagel. Keduanya masih berstatus pelajar SMP. Seorang lagi berinisial NR, 17, tinggal di Gubeng. Dia berstatus pelajar sebuah SMK swasta kelas X. Mereka semua pelajar sekolah yang berbeda-beda, namun masih berada di satu kawasan, yakni Gubeng, Surabaya.
NA bersama tiga anak buahnya itu digerebek di sebuah hotel kawasan Surabaya Selatan Sabtu petang (8/6) sekitar pukul 17.00. Mereka ditangkap di dua kamar berbeda saat menunggu tamu di hotel tersebut. Pada penggerebekan itu, petugas juga berhasil menangkap seorang pria hidung belang berinisial EF, asal Mojokerto.
BACA JUGA: Hendak Pukul Istri, Ditusuk Tetangga
NA yang menjadi mucikari dalam bisnis tersebut sebelumnya juga pernah menjadi anak buah mucikari lain. Dia kemudian membuka jalur bisnis prostitusi sendiri setelah kenal dekat dengan pelanggan. Teman-teman dia yang diketahui sudah tak gadis direkrut dan ditawari untuk menjadi pekerja seks komersial.
Sebagai ''mami'', NA mendapatkan bagian Rp 250 ribu dari tarif yang harus dibayar lelaki hidung belang. Anak buahnya mendapatkan bayaran Rp 500 ribu untuk sekali kencan. Jadi, pelanggan harus merogoh kocek Rp 750 ribu untuk bisa mem-booking anak buah NA yang masih berstatus pelajar SMP dan SMA. (jun/nw/mas)
BACA JUGA: Penjaga Kebun Tewas Dibantai Perampok
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ikut Curanmor Demi Biaya Kuliah
Redaktur : Tim Redaksi