jpnn.com - JAKARTA - Usaha kecil menengah (UKM) tidak boleh dianggap remeh. Di tengah leletnya pertumbuhan ekonomi nasional, sektor UKM terbukti masih bertahan, bahkan mampu menggenjot pendapatan.
Seperti penjual sepeda online ini, Christian Pieschel (31) atau biasa dipanggil Chies. Karena fokus menjual sepeda beserta aksesorisnya di salah satu e-commerce, Bukalapak.com, tak kurang meraup omzet sekitar Rp 180 juta per bulan.
BACA JUGA: Ekonom: Tahun Ini Akan Cukup Berat
"Dari omzet tersebut, sekitar 70 – 80 persennya berasal dari transaksi online dan sisanya dari toko fisik," kata Chies, kepada wartawan dalam gathering bukalapak di Jakarta, Jumat (8/5).
Dijelaskan, Dengan brand Velomix Bike Shop, dirinya mengaku berjualan di dunia virtual sejak 2010. Kini pria asal Surabaya ini masuk kategori pedagang besar dan top seller di Bukalapak.
BACA JUGA: Wapres JK: Ini Peluang Bagus!
“Jika ada masalah bisa dengan mudah menghubungi admin atau jika butuh barang yang ada di pelapak lain maupun sebaliknya, saya dengan mudah bisa langsung menghubungi mereka,” ujarnya.
Dia cerita, dirinya memang hobi bersepeda. Bagi Chies, menjual barang yang benar-benar dikuasai dan mengerti seluk-beluk bisnisnya akan jauh lebih baik dan menguntungkan dibandingkan menjual barang yang tidak dipahaminya.
BACA JUGA: Terobosan Daihatsu untuk Ekspor Diapresiasi Menperin
“Kita bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan pelanggan secara cepat. Kita pun bisa memperoleh kepercayaan dari supplier secara baik. Keuntungan lainnya, kita tidak mungkin tertipu baik oleh pelanggan maupun supplier karena kita tahu betul terhadap produk yang kita jual,” jelasnya.
Komposisi barang yang dijualnya masih didominasi aksesoris hingga 80 persen dengan harga dari Rp 10 ribu hingga mencapai Rp 5 juta. Sedangkan frame mencapai 10 persen dengan range harga dari Rp 4 juta hingga Rp 50 juta. Sisanya, diisi adalah full bike yang harganya mencapai Rp 10 juta hingga Rp 85 juta.
Dikatakan, dia memang fokus menjual sepeda impor dengan harga premium serta didukung aksesori yang unik dan tidak pernah ditemui di pasaran lokal. "Sehingga kita bisa menguasai pasar dan bisa menentukan harga. Apalagi di daerah masih kesulitan untuk mendapatkan barang-barang yang bagus,” tuturnya.
Chies menceritakan bahwa ada pembelinya dari Chicago, Amerika Serikat yang direkomendasikan temannya untuk membeli sepeda Fixie pada tahun 2011. “Waktu itu, saya tunjukkan saja jualan saya di Bukalapak. Setelah beberapa kali kontak dan negosiasi, akhirnya dia beli sepeda Fixie seharga Rp 20 juta. Begitu barang diterima setelah dikirim via Pos selama satu bulan, pembeli tersebut merasa puas dan memberikan testimoni,” ujarnya.
Ada juga pembeli dari Malaysia, Singapura, Korea, Australia dan Philipina. Untuk dalam negeri pembeli masih didominasi dari kawasan Pulau Jawa, Makasar, Medan, Balikpapan dan Banjarmasin. Sedangkan produk paling laku adalah yang bersifat fast moving seperti sarung tangan, jersey, kaos kaki, helm, speedometer, lampu dan sadel.
Dia pun mengakui, sistem aplikasi dan fasilitas yang disediakan pengelola Bukalapak semakin maju termasuk adanya Bukalapak Payment System yang menjamin keamanan transaksi baik bagi pembeli maupun pelapaknya.
"Setiap transaksi pembelian akan ada notifikasi baik berupa sms, notifikasi di aplikasi maupun via email. Bahkan calon pembeli bisa menanyakan ketersediaan barang melalui pesan pribadi (private message)," sambungnya.
Untuk bisa berjualan barang-barang yang unik dan premium, Chies didukung oleh supplier sepeda dan aksesorisnya dari Inggris, Amerika, Perancis dan paling banyak dari Taiwan. Bahkan supplier tersebut mendorong Chies untuk membuka toko offline setelah satu tahunan sukses berjualan di Bukalapak. (rl/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wow.... Produksi Daihatsu Tembus Empat Juta Unit
Redaktur : Tim Redaksi