jpnn.com, JAKARTA - Bakal Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan ingin menambah pusat pengembangan ekonomi di luar wilayah Jawa Barat.
Jika dia terpilih nanti, minimal 14 kota akan menjadi mesin penggerak ekonomi yang memungkinkan bagi semua untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang setara.
BACA JUGA: Doakan Anies Jadi Presiden, Ummi Neni Ungkap Sejarah Bung Karno dan Ponpes Syamsul âUlum
Thomas Trikasih Lembong, juru bicara Anies Baswedan, menjelaskan pentingnya mewujudkan gagasan Anies tersebut.
Dia menegaskan bahwa yang terpenting dalam pengembangan perkotaan sebagai mesin ekonomi adalah sektor jasa.
BACA JUGA: Selawatan di Sukabumi, Anies Kampanyekan Pelestarian dan Pengembangan Budaya
"Kota adalah sentra berbagai industri jasa, seperti perbankan dan keuangan, kesehatan dan pendidikan, ritel dan properti (real estate), dan hiburan. Semuanya adalah bagian dari sektor jasa. Orang dari daerah datang ke kota untuk cari jasa kesehatan, jasa pendidikan, untuk belanja barang yang menarik dan mencari hiburan. Sebaliknya, daerah di sekitar perkotaan menjadi pemasok buat kota: pasokan pangan, perumahan, pasokan listrik dan air, dan jasa penunjang lainnya,” terang mantan menteri perdagangan itu.
Kunci untuk sektor jasa yang dinamis sebagai motor ekonomi perkotaan, ujar dia, adalah keterampilan tenaga kerja.
BACA JUGA: Dialog Kebangsaan, Anies Baswedan Ajak Mahasiswa Sukabumi Hadirkan Keadilan
Thomas Lembong memastikan bahwa pemerintahan Anies akan menitikberatkan pada pelatihan teknik jasa dan latihan vokasi yang dibutuhkan sektor jasa
“Karena sektor jasa ini isinya orang semua, dan pekerjanya harus terampil di bidang keuangan, di bidang kesehatan, di bidang pendidikan, di bidang jasa perumahan, dan sebagainya. Lapangan kerja di sektor jasa adalah lapangan kerja berkualitas tinggi. Satu pusat belanja atau mal besar bisa memperkerjakan lebih banyak pekerja dari lima pabrik, dengan gaji yang baik dan kondisi kerja nyaman. Tapi pekerjanya harus terampil,” papar dia.
Thomas Lembong pun mengkritik pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo yang mengabaikan hal krusial tersebut.
“Sayangnya, pemerintah selama dua dekade terakhir justru fokus ke industri berat, seperti industri logam dan industri pengolahan komoditas. Sektor jasa yang menjadi motor perekonomian di perkotaan relatif terbengkalai,” pungkasnya. (jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com