Juliana si Perawat Pasien Corona: Mau Kencing pun Susah

Jumat, 03 April 2020 – 08:48 WIB
Tenaga medis yang merawat pasien virus corona COVID-19 di RSUD Marsidi Judono Belitung ketika selesai bertugas. Foto: babel.antaranews.com/kasmono

jpnn.com, BANGKA BELITUNG - Sejumlah tenaga medis yang merawat pasien virus corona COVID-19 di RSUD Marsidi Judono Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berbagi kisah saat menjalankan tugas.

Mereka terkadang merasakan haus. Namun tidak bisa minum karena sedang berada dalam ruangan isolasi dan menggunakan baju alat pelindung diri yang lengkap.

BACA JUGA: Instruksi Terbaru dari Jenderal Idham Azis

"Ya, memang benar itu kami tidak makan dan tidak minum selama empat jam bahkan mau kencing pun susah," kata salah seorang perawat pasien positif COVID-19 RSUD Marsidi Judono Belitung, Juliana, di Tanjung Pandan, Kamis (2/4).

Menurut dia, guna mengantisipasi rasa haus dan lapar biasanya akan makan dan minum terlebih dahulu sebelum jadwal bertugas merawat pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut.

BACA JUGA: Perintah Tegas Tito Karnavian untuk Seluruh Kepala Daerah

"Saya makan dan minum biasanya sebelum jadwal tugas karena nanti empat jam di ruangan itu ltidak boleh keluar sampai pergantian jadwal teman lain karena APD nya ini digunakan untuk sekali pakai," ujarnya.

Sedangkan waktu kerja merawat pasien COVID-19 adalah empat jam dan akan dilakukan secara bergantian dengan rekan sesama perawat lainnya.

BACA JUGA: Melawan Corona Terbentur Aturan, Anies Baswedan Sudah Tidak Sabar

Ia menambahkan, selain menahan lapar dan haus, tantangan lainnya ketika merawat pasien COVID-19 adalah menggunakan baju APD yang cukup berat dan berlapis sehingga harus penuh ketelitian dan kehati-hatian ketika menggunakannya.

"Karena menggunakan baju APD harus berhati-hati benar karena memakainya saja berat dan panas dan biasanya kalau kita pakai baju biasa kan lebih enak memakainya," katanya.

Ia sempat cemas ketika harus merawat dan berhadapan dengan pasien COVID-19. Namun rasa itu mampu dikalahkan karena ini adalah bagian dari tugas dan tanggung jawab.

"Rasa cemas ada karena kami punya keluarga di rumah. Tetapi ini namanya tugas dan kami sudah disumpah siap ditempatkan di mana saja jadi kami terima," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Marisidi Judono Belitung, Ety Hastuti mengatakan para tenaga medis memiliki risiko paling tinggi terpapar COVID-19 karena mereka berada di garda terdepan dan berhadapan langsung dengan pasien.

"Yang pertama, sebelum kontak dengan pasien, kawan-kawan perawat harus sehat dulu kemudian mereka mengikuti anjuran sesuai prosedur yang telah ditetapkan misalnya dalam pemakaian APD," katanya.

Kemudian, para tenaga medis juga diharapkan menggunakan APD harus sesuai aturan dan urutan karena jika ada yang salah urutannya maka akan menimbulkan infeksi silang.

"Yang terpenting bagi kawan-kawan perawat ini adalah dukungan, jangan dikucilkan karena banyak stigma tenaga medis dijauhi, dikucilkan, bahkan dirundung," ujarnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler