Sejak terdepak dari posisi Menteri Luar Negeri Australia dalam kabinet Pemerintahan PM Scott Morrison, kini Julie Bishop disebut-sebut sebagai calon kuat Gubernur Jenderal.
Jabatan ini merupakan jabatan simbolis sebagai kepala negara tanpa kekuasaan pemerintahan.
BACA JUGA: Kelompok Islam Di NSW Divonis Membuka Lahan Ilegal Untuk Padepokan
Menanggapi hal itu, Bishop mengaku belum mendapat tawaran dari pemerintah. "Saya tidak mencari (jabatan), juga belum pernah ditawari," katanya dalam jumpa pers terakhirnya sebagai Menlu di Canberra, Selasa (28/8/2018).
Rekannya Christopher Pyne menyatakan mendukung Bishop untuk jabatan tersebut.
BACA JUGA: Desakan Status Bencana Nasional untuk Gempa Lombok
"Saya pikir dia akan menjadi Gubernur Jenderal yang cemerlang," kata Pyne, menjelang pelantikannya sebagai Menteri Pertahanan yang baru.
Pemimpin Partai Buruh yang beroposisi, Bill Shorten, mendesak PM Morrison untuk memperpanjang masa jabatan Gubernur Jenderal Sir Peter Cosgrove.
BACA JUGA: Malcolm Turnbull Mengundurkan Diri Dari Parlemen Akhir Pekan Ini
Dia berdalih, siapa yang mengisi jabatan tersebut seharusnya baru ditentukan setelah pemilu berikutnya.
Bishop menyatakan dirinya "optimis tentang masa depan saya, apa pun yang bentuknya".
Dia tidak mengikuti jejak yang ditempuh Malcolm Turnbull untuk berhenti sebagai wakil rakyat di Parlemen.
"Masih sangat dini bahkan untuk memikirkan apa yang akan saya lakukan," ujarnya. "Pasti banyak waktu untuk itu."
Julie Bishop tidak menjawab saat ditanya apakah dia akan kembali ke kabinet atau bahkan kepemimpinan Partai Liberal setelah pemilu mendatang.
"Suatu kehormatan menjadi wakil dari Partai Liberal dan sebagai Menteri Luar Negeri Australia," katanya.
"Saya kira tidak akan membantu Pemerintahan baru jika saya terus membicarakan masalah itu (perseteruan kepemimpinan Partai Liberal)," katanya.
"Saya berharap ScoMo (Scott Morrison) dan Joshy (Josh Frydenberg) serta Kabinetnya berhasil memberikan pemerintahan yang baik untuk rakyat Australia," ujar diplomatis.
Tetapi mantan Wakil Ketua Partai Liberal ini meminta pemerintahan baru untuk menolak desakan internal untuk meninggalkan komitmen Australia pada Perjanjian Iklim Paris.
"Saya jadi bagian dari rapat partai pada Agustus 2015 yang dengan suara bulat mendukung perjanjian Paris," katanya.
"Saya percaya Australia memiliki posisi sangat tinggi sebagai bangsa yang memegang komitmennya," tambahnya.Momen paling emosional
Julie Bishop menyatakan momeng paling emosional sebagai Menlu yaitu dampak dari peristiwa penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17.
"Sebenarnya saya menerima pesan dari keluarga Maslin Jumat lalu, dari Otis, Mo dan Evie, yang isinya sangat emosional," ujar Bishop.
Tiga anak keluarga Maslin termasuk di antara 38 warga Australia yang tewas dalam penembakan pesawat rute Amsterdam-Kuala Lumpur di Ukraina pada 17 Juli 2014.
Sebanyak 298 orang yang berada dalam pesawat menjadi korban.
Sejak itu, Bishop tak henti-hentinya menghadapi Rusia dan menuntut kompensasi.
"Saya menghabiskan waktu dengan keluarga para korban MH17," katanya.
Bishop bahkan membangun kedekatan dengan keluarga Maslin, yang berasal dari Australia Barat yang juga merupakan dapil Bishop.
Pesan dari keluarga tersebut dikirimkan ke Bishop di tengah krisis kepemimpinan Partai Liberal pekan lalu. Krisi ini telah mengakhiri 11 tahun posisinya sebagai wakil ketua partai dan lima tahun sebagai Menlu.
Saat ini Julie Bishop akan duduk di DPR sebagai anggota biasa untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituduh Sebagai Anggota ISIS, Perempuan Muda Adelaide Disidang