jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, akhirnya mampu memukul dolar AS, saat penutupan Jumat (15/5) sore.
Rupiah menguat 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp 14.860 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.885 per dolar AS.
BACA JUGA: Selamat Pagi, Rupiah Terhadap Dolar AS Terkoreksi
"Pasar kembali bergairah, menyusul ekspektasi pelonggaran karantina wilayah atau lockdown di Benua Biru tidak berujung pada lonjakan jumlah kasus penderita COVID-19," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Angka penularan COVID-19 di Jerman dilaporkan masih terjaga jelang pemberlakuan pelonggaran lockdown.
BACA JUGA: Alamak! Efek Krisis Corona, Jutaan Gadis di Dunia Terancam Menikah Dini
Sentimen lainnya rilis data dari China, output industri pada April dilaporkan tumbuh 3,9 persen (yoy). Hal tersebut tentunya memberikan harapan perekonomian global bisa segera bangkit setelah pandemi COVID-19 berhasil diredam.
Sementara itu, bank sentral AS Federal Reserve menyatakan walaupun tidak akan menerapkan suku bunga negatif, namun akan kembali menggelontorkan stimulus tak terbatas.
BACA JUGA: Kabar Baik, Rupiah Kembali Bangkit dari Tekanan Dolar AS
Menurut The Fed, walaupun ekonomi sudah kembali berjalan pascalockdown sebelumnya, masih butuh waktu cukup lama untuk pemulihan ekonomi AS. Oleh karena itu, The Fed masih terus waspada dalam mengantisipasi pertumbuhan ekonomi AS setelah pandemi COVID-19 berakhir.
Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit 350 juta dolar AS pada April 2020, berbanding terbalik dari Maret 2020 yang surplus 743 juta dolar AS.
Jika diakumulasi, neraca perdagangan pada Januari-April 2020 tercatat surplus sebesar 2,25 miliar dolar AS. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha