Jumhur Tak Ingin Buruh Terjebak Pada Pilihan Pemimpin Nasionalis atau Muslim

Selasa, 25 April 2023 – 22:39 WIB
Dokumentasi - Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat tak ingin kaum buruh terjebak pada pilihan memilih pemimpin nasional atau muslim pada Pilpres 2024. Foto: Ist.

jpnn.com - Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat tak ingin kaum buruh terjebak pada pilihan memilih pemimpin nasional atau muslim di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Karena itu KSPSI tidak akan buru-buru memutuskan mendukung kandidat presiden tertentu.

BACA JUGA: Sambangi Elite Golkar, Prabowo Melobi Airlangga Jadi Cawapres

KSPSI baru menentukan sikap setelah melakukan verifikasi ketat terhadap para kandidat yang nantinya akan bertarung.

"Untuk KSPSI yang saya pimpin sudah diputuskan dalam Rakernas Februari lalu, bahwa dukungan kepada capres akan diputuskan melalui rakernas diperluas yang akan dihadiri sekitar 600 utusan pemilik suara dari seluruh Indonesia."

BACA JUGA: Ganjar–Erick Dinilai Punya Kecocokan untuk Memimpin Indonesia

"Karena itu penentuan capres bukan wewenang ketua umum atau pimpinan DPP, tetapi wewenang seluruh pemilik suara."

"Dalam hal ini saya tidak mau mendahului aspirasi anggota yang diwakili oleh 16 federasi, 34 provinsi dan sekitar 400 kabupaten/kota," ujar Jumhur dalam keterangannya, Selasa (25/4).

BACA JUGA: Pengamat Sebut Koalisi Besar Sulit Dibentuk, Ada Kemungkinan 3 Capres

Meski demikian, Jumhur merasakan ada kerinduan mayoritas anggota KSPSI yang cukup kuat.

Mayoritas buruh ingin kandidat yang ada nantinya dapat mendobrak kebekuan dan kebuntuan regulasi yang dilahirkan rezim saat ini, khususnya terkait kaum buruh.

Sebab sejak 2015 buruh terkesan dipinggirkan secara terstruktur, sistematis dan masif yang membuat kaum buruh makin tidak berdaya.

Jumhur di sisi lain juga menyatakan tidak mau kaum buruh terjebak dengan preferensi pemimpin nasionalis atau muslim.

Menurutnya hal tersebut hanya sekadar cap yang substansinya tidak seperti kaum nasionalis atau muslim yang sesungguhnya seperti masa perjuangan kemerdekaan.

“Saat ini saya enggak mau terjebak soal pemimpin nasionalis atau pemimpin muslim."

"Karena fakta yang ada saat ini adalah lebih banyak pemimpin nasionalis yang sontoloyo dan pemimpin muslim yang juga sontoloyo alias lebih berkhidmat pada materi, kekuasaan dan oligarki ketimbang berkhidmat kepada rakyat banyak yang terpinggirkan," kata Jumhur Hidayat. (gir/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Disebut Jokowi Pantas jadi Pendamping Ganjar, Mahfud MD: Masih Lempar Bola


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler