Jumlah Akun Sudah Mencapai 40 Juta, Belajar.id Disambut Baik Masyarakat

Jumat, 17 Maret 2023 – 13:07 WIB
Inisiatif pengembangan Belajar.id dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersama Google disambut baik masyarakat. Foto: Source for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Inisiatif pengembangan Belajar.id dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersama Google disambut baik oleh para pendidik dan siswa.

Sinergi pemerintah pusat dan daerah serta perusahaan teknologi perlahan mampu mendorong transformasi digital sektor pendidikan di Indonesia.

BACA JUGA: Jam Belajar Sekolah di Palembang Bakal Dikurangi Selama Ramadan

Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek, Dr Muhamad Hasan Chabibie S.T., M.Si. mengungkapkan ekosistem belajar digital lewat Belajar.id telah memungkinkan distribusi materi belajar lebih luas, pembelajaran personal, dan kolaborasi antarsiswa.

Hal itu disampaikan Hasan pada acara lokakarya 'Cara Baru untuk Belajar' yang diselenggarakan Google for Education di Semarang, Selasa (14/3).

BACA JUGA: #PLTGSambera Masuk Trending Topic, PTGN Disarankan Belajar dari Kasus Mario Dandy

Selain itu, jumlah akun Belajar.id yang dibuat sendiri saat ini sudah mencapai 40 juta.

Kemendikbudristek saat ini menyasar setidaknya 28 juta akun Belajar.id dengan target 11 juta akun yang sudah aktif.

BACA JUGA: Biodiesel B35 Diterapkan, Gaikindo: Giliran Jepang Belajar ke Indonesia

"Selain itu, sebanyak 2,3 juta pengguna sudah mengakses platform dan fasilitas-fasilitas digital pendidikan yang disediakan oleh pemerintah," ungkap Hasan.

Hasan menuturkan Jawa Tengah adalah salah satu provinsi yang memiliki akun Belajar.id terbanyak. "Khusus untuk Jawa Tengah saja, aktivasi akunnya sampai saat ini sudah 1,7 juta.

Sebanyak 283.731 akun diantaranya sudah mengakses berbagai platform yang ada di dalamnya," jelasnya.

Lokakarya ini digelar dengan tujuan mendorong para pemangku kepentingan di sektor pendidikan untuk mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi pendidikan, seperti misalnya perangkat Chromebook dan Akun Pembelajaran Belajar.id.

Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno S.E., M.M., berharap teknologi bisa mengatasi masalah jarak dan kesenjangan. “Kami berharap Google for Education bisa menjadi solusi bagi sejumlah masalah pendidikan kita sekarang,” katanya.

Sumarno mengungkapkan,teknologi berpeluang mengatasi kendala kesenjangan kualitas pendidikan yang muncul dari kebijakan zonasi. Lebih lanjut, teknologi juga bisa membantu guru mengajar dimana pun, mengatasi masalah yang muncul di Jawa Tengah di mana banyak guru harus mengajar di lokasi yang jauh dari tempat tinggal.

Country Lead Google for Education Indonesia, Olivia Basrin mengatakan Google berkomitmen menyertai transformasi pendidikan Indonesia, mengenalkan kelas masa depan dengan ciri siswa sebagai global problem solver.

"Kami terus keliling ke berbagai provinsi, termasuk Provinsi Jawa Tengah, membantu kepala dinas, guru mengetahui bagaimana wujud kelas masa depan," kata Olivia.

Di wilayah Jawa Tengah, ada dua kota/kabupaten di Jawa Tengah yang punya tingkat aktivasi akun Belajar.id lebih dari 50 persen. "Kota Pekalongan saat ini aktivasinya paling tinggi, 80 persen. Sementara Kebumen aktivasinya mencapai 70 persen," jelasnya.

Menurutnya, saat ini para tenaga pendidik di Jawa Tengah pun antusias terhadap inisiatif transformasi digital di sektor pendidikan. Hal ini terlihat dari banyaknya tenaga pendidik yang sudah mendapatkan sertifikasi Google for Education.

"Sudah ada sekitar 2.000 guru yang mendapatkan sertifikasi. Ini merupakan 15 persen dari total nasional," katanya.

Secara nasional, Google sudah melatih 200.000 guru di Indonesia, dan 13.000 orang di antaranya telah mendapatkan sertifikasi pendidik internasional. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler