jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Putut Eko Bayuseno mengatakan, pihaknya selalu bersinergi dengan TNI dalam menangani konflik sosial yang terjadi di tengah masyarakat.
Caranya, sebagai langkah awal terlebih dahulu dilakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah yang rawan terjadinya konflik. Langkah ini diperlukan agar aparat dapat segera mengantisipasi dengan cara bertindak lewat langkah preventif dan penegakan hukum.
BACA JUGA: Suap Pejabat Rp7 Miliar, Bos PT BBJ Dituntut 5 Tahun Penjara
"Kami punya 62 ribu Babinkamtibmas (Badan Pembinaan Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat) di seluruh desa/kelurahan. Dibanding jumlah desa/kelurahan di seluruh Indonesia (diperkirakan 80 ribu, red) memang jumlah tersebut masih kurang. Maka ada yang rangkap," ujar Putut, Rabu (16/9).
Menurut Putut, petugas Babinkamtibmas sehari-hari bertugas melakukan koordinasi dengan petugas Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI, kepala daerah dan lurah.
BACA JUGA: Prasetyo: Yayasan Supersemar Mau Bayar Rp 4,4 T, atau Disita
"Jadi mereka lakukan pembinaan masyarakat terhadap kamtibmas, mencegah masyarakat agar tak jadi korban kejahatan, bencana dan kecelakaan. Petugas melakukan kunjungan ke rumah-rumah penduduk. Karena potensi gangguan jika dibiarkan dapat menjadi konflik sosial," ujarnya.
Selain di tingkat desa/kelurahan, pemerintah daerah, Polri dan TNI di tingkat kecamatan, kata Putut, juga melakukan langkah yang sama.
BACA JUGA: Polri Terjunkan 70 Penyidik Terbaik Sidik Karhutla
"Jadi sinergi Danramil, Polsek dan Camat. Demikian juga di tingkat kabupaten/kota dan provinsi," ujar Putut. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Minta Gaji Jokowi Naik, Berapa?
Redaktur : Tim Redaksi