jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Efendi Hardijanto mengatakan, hingga saat ini volume atau jumlah ekspor ikan hias Indonesia masih yang tertinggi di dunia.
Hanya saja kata Rifky, secara nilai memang kita masih kalah dengan Singapura. Karena itu, semua eksportir ikan hias bisa memanfaatkan raiser agar ikan hias yang akan di-ekspor diseleksi terlebih dulu.
BACA JUGA: Nilai Ekspor Jatim Turun 12,44 Persen
“Secara volume kita nomer satu, tapi memang secara nilai masih kalah. Karena ikan Indonesia yang diekspor belum semuanya masuk seleksi. Seperti ikan hias yang diekspor ke Singapura, ikan yang masuk dipilih dan seleksi baru diekspor lagi dengan harga yang jauh berkali-kali lipat.” Kata Rifky , saat menghadiri acara puncak bursa dan kontes ikan hias 2018, di Raiser Cibinong, Bogor, Minggu (14/10).
Untuk itu, Rifky mengajak, para pengusaha eksportir ikan hias maupun pembudidaya bisa memanfaatkan Raiser agar ekspor ikan hias bukan hanya volumenya saja yang besar, tapi nilainya juga lebih besar.
BACA JUGA: Untuk Kedua Kali, Indonesia Ikut Serta Dalam JISTE
“Indonesia bisa jadi number one atau raja ikan hias dunia, asalkan ikan hias yang akan diekspor bisa diseleksi dulu jadi haraganya jauh bisa lebih besar. Jadi dunia ketika mencari ikan hias langsung datang ke Indonesia. Kalau sudah seperti itu, tidak mustahil kita jadi number one eksportir terbesar ikan hias dunia,” jelas dia.
Adapun untuk market atau pasar ikan hias dunia, pada 2017 nilai ekspor ikan hias mencapai USD 350,12 Juta atau naik (0,86% dibanding 2016) yang didominasi ikan hias air tawar (71,85%).
BACA JUGA: Nonmigas dan Migas Sama-Sama Turun
Sementara, eksportir utama ikan hias air tawar global pada 2017 adalah Singapura (15,03%), Jepang (12,96%), Myanmar (12,73%), sedangkan Indonesia menempati urutan ke-5 senilai USD 20,41 juta (8,11%). Adapun eksportir utama ikan hias air laut global tahun 2017 adalah Spanyol (39,31%), Belanda (12,69%), dan urutan ke-3 adalah Indonesia dengan nilai USD 7,2 juta (7,75%).
Sedangkan pasar ikan dunia, atau importir ikan hias air tawar global adalah USA (20,01%), UK (7,15%), dan Jerman (6,01%. Dan importir ikan hias air laut global adalah Belanda (14,06%), USA (13%) dan Italy (6%)
Sementara itu, nilai ekspor ikan hias Indonesia tahun 2017 sebesar USD 27,7 juta (naik 12,27% dibanding 2016) yang didominasi ikan hias air tawar (74%) seperti arwana, botia dan ikan hias air tawar lainny.
Adapun Negara tujuan utama ekspor ikan hias air tawar adalah China (31,85%), Jepang (12,2%), Singapura (8,1%) dan USA (6,7%), sementara negara tujuan utama ikan hias air laut adalah USA (22%) dan China (15%).
“Saat ini secara nilai masih Arwana yang jadi primadona ekspor ikan hias, di samping komoditas-komoditas yang lain. Jadi poin pentingnya jika kita ingin menguasai pasar ikan hias dunia. Upaya yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan nilai jualnya bukan hanya sekedar main jumlah atau volume. Salah satu untuk meningkatkan nilai itu mari manfaatkan Raiser, agar ada quality control yang bagus jadi harganya bisa jaul lebih mahal,” tandasnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Neraca Dagang Surplus, Pertumbuhan Ekspor Harus Digenjot
Redaktur & Reporter : Yessy