jpnn.com, NGAWI - Jumlah korban pencabulan yang diduga dilakukan NY oknum guru ngaji di Desa Jenggrik, Kedunggalar, Ngawi, Jatim, terus bertambah.
Hingga Rabu (30/8) sudah 14 anak yang membuat laporan ke unit perlindungan perempuan dan anak (UPPA) Polres Ngawi.
BACA JUGA: Mirip Film Action, Dibekuk Polisi di Pinggir Jalan
Jumlah tersebut ditengarai terus membesar mengingat aksi tersebut sudah lama dilakukan pria 54 tahun itu.
‘’Saat ini ada 14 anak yang mengaku jadi korban aksi pencabulan Ny. Saat ini masih menjalani pemeriksaan dan visum, ‘’ tutur KBO Reskrim Polres Ngawi, Iptu Muryadi.
BACA JUGA: Belasan Anggota Geng Motor Keroyok Dua Pemuda hingga Tak Sadarkan Diri
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Ngawi, kesepuluh korban mulai mendatangi Mapolres Ngawi, Selasa (29/8) siang.
Mereka merupakan santriwati dan mantan murid ngaji NY. Kesepuluh anak itu datang dengan empat korban yang sudah membuat laporan resmi sebelumnya.
BACA JUGA: Ayah Perkosa Anak Kandung Dijerat Pasal Berlapis
Rata-rata mengaku pernah dilecehkan atas aksi cabul guru ngajinya, dengan mengerayangi bagian sensitif tubuh anak-anak tersebut. ‘’Sama-sama disentuh alat vitalnya, saat kegiatan mengaji,‘’ tambah Muryadi.
Meski jumlah korban yang melapor terus bertambah, polisi belum melakukan pemanggilan terhadap terlapor.
Sebab korp Bhayangkara masih fokus mengumpulkan keterangan para saksi dan korban, termasuk bukti visum yang dikeluarkan oleh puskesmas yang sudah ditunjuk.
‘’Setelah prosedur kami lalui, baru pemeriksaan terlapor. Kalau dua alat bukti terpenuhi kami langsung lakukan penahanan, ‘’ tegasnya.
DK keluarga korban yang melaporkan NY ke polisi mengatakan mencuatnya perkara dugaan pencabulan membuat oknum guru ngaji bergerilnya mendatangi rumah para korban.
Kedatanganya untuk meminta maaf atas aksi pencabulan yang diduga dilakukannya. Dan berharap permohonan maaf itu mampu menghentikan upaya penyelidikan yang kini sedang ditangani polisi.
‘’Tapi banyak (orangtua korban, red) yang tidak memaafkan karena sudah terlanjur jengkel, ‘’ terang DK.
Sementara wartawan Jawa Pos Radar Ngawi belum berhasil mengkonfirmasi terkait kabar gerilya yang dilakukan NY. Dikonfirmasi ke rumahnya sepi. Pintunya tertutup rapat.
Panggilan dan ketukan pintu yang dilakukan Radar Ngawi tidak membuah hasil meski dari keterangan warga sekitar NY dan istrinya berada di rumah. ‘’ Ada di rumah, cuma tutupan seperti itu, ‘’ kata Parlan, salah seorang tetangganya.
Seperti diketahui petugas penyidik PPA Satreskrim Polres Ngawi melakukan pemeriksaan terhadap empat santri korban pencabulan dan dua saksi lainnya.
Orangtua korban dan takmir masjid tempat NY mengajar. Keempat korban juga menjalani visum di Puskesmas Ngawi untuk melengkapi berkas pemeriksaan.
Sedangkan NY saat ditemui sebelumnya membantah tuduhan aksi cabul yang dilakukannya.
Dia mengaku jika tudahan tersebut karena santriwatinya banyak yang bersikap manja dan kerap meminta pangku hingga gendong. (odi/pra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kena Jambret, Pasutri Batal Mudik Lebaran
Redaktur & Reporter : Soetomo