jpnn.com, WASHINGTON - Kemarin, Jumat (24/3), jumlah korban tewas akibat virus corona di Amerika Serikat menembus angka 50 ribu. Namun, perhatian publik Negeri Paman Sam masih tersita pernyataan kontroversial Presiden Donald Trump tentang terapi suntik disinfektan untuk pasien COVID-19.
Kepada awak media, Trump mengklaim pernyataannya tersebut tidak serius. Pemimpin Partai Republik itu menegaskan bahwa dirinya tidak menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi disinfektan.
BACA JUGA: Gubernur New York Ungkap Hasil Penelitian, Menohok Donald Trump
"Saya sedang melontarkan pertanyaan secara sarkastis kepada wartawan seperti Anda hanya untuk melihat apa yang bakal terjadi," ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam briefing di Gedung Putih, Kamis (23/4), para ahli medis dari Departemen Keamanan Dalam Negeri menyajikan bukti bahwa virus corona melemah ketika terkena paparan panas dan sinar matahari.
BACA JUGA: Lewat Twitter, Donald Trump Sebut Presiden Jokowi Minta Ventilator
Penelitian itu juga memperlihatkan bahwa larutan pemutih dan alkohol isopropyl membunuh virus di air liur ataupun cairan pernapasan dalam beberapa menit.
“Kemudian saya melihat disinfektan, di mana itu mengalahkan (virus) dalam semenit, satu menit, dan adakah cara kita bisa melakukan sesuatu seperti itu?" ujar Trump kepada William Bryan selaku kepala bidang sains dan teknologi di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
BACA JUGA: Donald Trump Ternyata Sangat Perhatian kepada Kim Jong Un, Ini Buktinya
“Dengan menyuntikkan ke dalam atau hampir membersihkan. Sebagaimana anda lihat, itu (virus corona, red) masuk ke paru-paru dalam jumlah sangat banyak,” sambungnya.
Saat ini Amerika Serikat masih menjadi negara yang paling parah terdampak virus corona dengan 869.172 kasus. Sementara jumlah nyawa yang hilang akibat virus tersebut mencapai 51.017. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil