Lebih dari 160 pelajar putri ikut berpartisipasi dalam event yang diselenggarakan oleh Google dan Universitas New South Wales (UNSW) yang dirancang untuk menarik minat lebih banyak pelajar perempuan untuk menekuni bidang sains dan teknologi.
Sekelompok anak-anak Sekolah Menengah Perempuan bersama-sama mengerjakan proyek dalam pelatihan yang diselenggarakan Google Australia dan UNSW.
BACA JUGA: Sudah Waktunya Aturan Puasa Sebelum Operasi Ditinjau Kembali
Berdasarkan data dari Departemen Pendidikan New South Wales (NSW), prosentase perempuan di bidang studi Informasi Teknologi dan keahlian teknik (engineering) bervariasi antara 11 persen hingga 22 persen di seluruh NSW. Sementara Universitas New South Wales (UNSW) mengatakan jurusan mekanik, ilmu komputer, pertambangan dan teknik perminyakan merupakan jurusan dengan jumlah mahasiswa perempuan terendah yakni hanya 16 persen saja. "Jumlah ini sangat rendah, dan tentu saja lebih rendah dari seharusnya," kata Mark Hoffman, Dekan Fakultas Teknik UNSW. "Pada saat ini di UNSW, 22 persen mahasiswa teknik adalah perempuanm dan di angkatan kerja hanya ada sekitar 12-14 persen saja insinyur perempuan di seluruh NSW," "Ini artinya kita kekurangan banyak sekali bakat yang sebenarnya merupakan profesi yang sangat penting bagi Australia," katanya. Menurut Kelompok Industri Australia (AIG), jumlah mahasiswa yang mempelajari bidang studi ini terhenti pada kisaran angka 10 persen," Untuk mendorong agar ada lebih banyak siswa perempuan yang berminat menekuni bidang studi sains, teknik, permesinan dan matematik (STEM), hari ini Google Australia menggelar kursus di rumah-rumah, mendanai program sekolah menengah dan inisiatif lokal, seperti kelompok rekayasa Robogals, untuk mendapatkan lebih banyak anak perempuan yang melanjutkan studi di bidang STEM. Sally-Ann Williams, Program Manajer Jangkauan dan komunitas mesin mengatakan perusahaannya ingin ada lebih banyak perempuan yang menekuni bidang permesinan (engineering). "Masalahnya adalah hal menarik yang terjadi belakangan ini adalah bahwa gadis-gadis ini melihat adanya keterkaitan antara teknik permesinan dengan masalah nyata yang terjadi didunia saat ini," Acara Kekuatan Teknik (the Power of engineering) yang digelar Google Australia ini melibatkan acara pelaithan yang meminta siswa untuk membuat tangan mekanik dari benda sehari-hari dan menggunakannya untuk mengambil klip kertas dan cangkir styrofoam. "Saya suka ide yang inovatif dan memikirkan cara-cara baru untuk membantu orang," kata siswi kelas 10, Holly Loosemore. "Saya pikir workshop ini telah memungkinkan saya untuk memikirkan semua kemungkinan karena saya sebenarnya tidak terlalu paham teknik itu meliputi apa saja."Brinda Mohan, mahasiswa master dari UNSW, Brinda Mohan, seorang mahasiswa master di UNSW, yang mengawasi lokakarya mengatakan acara ini memperkenalkan kepada calon insyinyur perempuan di masa depan apa yang bisa mereka lakukan, dan kemungkinan-kemungkinan seperti apa yang terjadi diluar sana,"
"Ini merupakan cara terbaik melakukan penjaringan dan menghubungkan dengan insinyur perempuan masa depan kita," katanya.
BACA JUGA: Umat Muslim Indonesia di Australia Kuatkan Persaudaraan Lewat Ramadan
"Mereka sangat inovatif, sangat kreatif melampaui usia mereka.
BACA JUGA: 11 Profesional Muda Bawa Nama Indonesia di Forum 5 Negara MIKTA
BACA ARTIKEL LAINNYA... KDRT di Australia Dianggap Lebih Mengancam Dibanding Terorisme