Jumlah Pasien Covid-19 yang Dirawat Stabil, Begini Pesan Kemenkes

Jumat, 11 Februari 2022 – 21:58 WIB
Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit stabil. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeklaim strategi pemerintah efektif dalam menekan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Hingga Jumat (11/2) pukul 17.00 WIB, Kemenkes mencatat keterisian tempat tidur sebanyak 29 persen.

BACA JUGA: Pasien Covid-19 yang Dirawat di RS Menurun, Kemenkes Ingatkan Hal ini

Sebagian besar pasien yang masuk rumah sakit diketahui bergejala ringan dan tanpa gejala.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan testing.

BACA JUGA: Sebegini Jumlah Pasien Covid-19 di Rumah Sakit, Simak Pesan Kemenkes

Dia mengungkapkan testing yang dilakukan pemerintah dalam sehari pada Kamis (10/2) sebanyak 416.065 spesimen.

"Kenaikan angka perawatan pasien ini memang harus dikontrol agar layanan kesehatan masyarakat tidak terpengaruh secara berarti," kata Nadia pada keterangannya, Jumat (11/2).

BACA JUGA: Kemenkes Ungkap Kondisi Keterisian Rumah Sakit di Depok Akibat Covid-19

Kontrol angka perawatan ini dilakukan dengan mendorong pasien bergejala ringan atau tanpa gejala untuk isolasi di rumah.

Dengan begitu, pasien yang lebih membutuhkan perawatan mulai bergejalan berat dan kritis bisa mendapatkan layanan intensif.

Selain mengalokasikan rumah sakit bagi pasien yang lebih membutuhkan layanan intensif, pemerintah juga terus mendorong program vaksinasi nasional.

Nadia mengungkapkan Indonesia telah memiliki lebih dari 500 juta vaksin hingga Rabu (9/2).

Kemudian, jumlah masyarakat Indonesia yang telah divaksin dosis pertama sebanyak 187,9 juta atau 90,23 persen dari jumlah populasi.

Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua sebanyak 134,6 juta atau 64,64 persen.

Nadia mengimbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi agar terhindar dari risiko buruk akibat Covid-19.

"Data Kemenkes periode 21 Januari hingga 8 Februari 2022 menunjukkan dari 487 pasien Covid-19 yang meninggal, 66 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap," ungkap Nadia.

Penelitian terbaru Kemenkes bersama Universitas Padjajaran dan Universitas Indonesia menunjukkan pemberian vaksin booster setengah dosis mampu meningkatkan antibodi setara dengan dosis penuh.

Diketahui, jarak waktu terbaik untuk mendapatkan vaksin booster ialah minimal 6 bulan setelah menerima vaksin kedua.

"Apabila seseorang mendapatkan booster di bulan keenam sampai sembilan, antibodi yang diproduksi bisa mencapai 12,5 hingga 88,9 kali lipat.

Meski begitu, Nadia menekankan vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk mengurangi dampak terburuk Covid-19 sehingga masyarakat perlu waspada dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Lewat semua cara pencegahan yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah dan masyarakat, diharapkan penularan Covid-19 yang didominasi Omicron bisa segera dilalui dan dikendalikan secepatnya," jelas Siti Nadia Tarmizi. (mcr9/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler