jpnn.com, MALANG - Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Sidik Sunaryo menyatakan, jumlah proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai Kemenristekdikti tahun ini berkurang dari tahun sebelumnya.
Itu tidak hanya terjadi pada kampus swasta, tetapi juga di kampus negeri.
BACA JUGA: Uang Semester Nol Rupiah untuk Mahasiswa Tidak Mampu
”Waktu pertemuan di Bogor, itu disampaikan dirjen, katanya sebagai upaya pemerataan,” jelas Sidik, seperti diberitakan Radar Malang (Jawa Pos Group).
Dia memaparkan, di UMM, tahun 2016 lalu ada 44 proposal PKM yang didanai Kemenristekdikti dan hanya 5 proposal PKM yang lolos Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas).
BACA JUGA: 5 PTN Indonesia Kolaborasi Dengan 8 Kampus Top AS
Tahun ini, hanya 38 proposal yang didanai, berarti berkurang 6 proposal.
Meskipun jumlah proposal yang didanai berkurang, saya berharap, yang lolos bisa lebih banyak dari tahun lalu,” harap Sidik.
BACA JUGA: Pemprov Gelontorkan Rp 35 M untuk Unpad Pangandaran
Agar persiapan 38 kelompok maksimal, Sidik sudah merencanakan persiapan yang matang menjelang monitoring dan evaluasi (monev) Juni mendatang.
Seluruh tim akan mendapatkan bimbingan rutin mingguan dari para ahli di UMM.
”Pertemuan pertama sudah kami laksanakan minggu lalu, untuk persiapan awal dan monev internal,” tuturnya.
Kemudian, persiapan kelompok akan dibina dalam Creativity and Innovation Center (CIC) UMM.
Untuk mendukung tindak lanjut dari proposal PKM, Sidik menyampaikan, bakal ada dukungan pandanaan. Sebab, dana dari Kemenristekdikti belum cair hingga sekarang.
Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unisma Dr Ir H Badat Muwakhid MP menyayangkan adanya pengurangan jumlah proposal yang didanai di tahun ini dengan alasan pemerataan.
”Seharusnya yang dijadikan acuan kualitas atau tidaknya, proposal yang diajukan,” kata dia pada Jawa Pos Radar Malang, kemarin (28/3).
Tahun 2017, dia mengakui, jumlah proposal PKM yang didanai Kemenristekdikti di Unisma, berkurang drastis.
Tahun lalu, sejumlah 18 proposal didanai dan tiga proposal PKM lolos Pimnas. Tahun ini, hanya 8 proposal.
Artinya, berkurang 10 proposal atau 55 persen dari tahun lalu.
”Kami berupaya, 8 proposal tersebut bisa lolos semua dalam Pimnas,” tekadnya.
Badat mengungkapkan, 8 kelompok yang lolos itu akan mendapatkan bimbingan intensif dari ahli di Unisma.
Pihaknya tidak ingin persiapan menuju monev nanti gagal karena kesalahan administrasi yang dilakukan. ”Oleh sebab itu, kami sudah siapkan PKM Corner di Unisma,” ungkapnya.
PKM Corner ini yang akan memberikan masukan dan mengawal hingga masuk Pimnas.
”Untuk mendukung proses dari 8 kelompok itu, sudah disiapkan dana talangan untuk masing-masing kelompok,” bebernya. Jadi, dana tidak akan menjadi kendala.
Sedangkan, Rektor ITN Malang Dr Ir Lalu Mulyadi MT juga menyampaikan, jumlah proposal yang didanai tahun ini berkurang.
Tahun 2016 lalu, sejumlah 22 proposal didanai, dan kini berkurang drastis menjadi 6 proposal saja.
”Meskipun berkurang drastis, kami sudah siapkan strategi agar 6 proposal itu bisa ikut Pimnas,” ujarnya pada Jawa Pos Radar Malang.
Salah satu caranya, enam kelompok yang mengerjakan akan didampingi langsung oleh dosen secara intensif.
”Jadi, dosen terlebih dahulu dibekali untuk mendampingi mahasiswa yang menggarap PKM,” jelas dia.
Nah, selanjutnya, pengembangan proposal PKM akan digarap secara kolaboratif oleh dosen dan mahasiswa.
Sementara itu, di Kota Malang, sebanyak 12 kampus swasta mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti. Yaitu UMM (38 proposal), Unisma (8 proposal), ITN (6 proposal).
Kemudian Unmer (4 proposal), Universitas Ma Chung (4 proposal), Universitas Kanjuruhan Malang (4 propoal), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara (4 proposal).
Selanjutnya, Universitas Wisnuwardhana (3 proposal), Poltekom (2 proposal), Universitas Gajayana (1 proposal), dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maharani (1 proposal). (kis/c4/lid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rp 350 Miliar Diblokir Kemenkeu
Redaktur & Reporter : Soetomo