Jumlah Tenaga Kesehatan Minim, Tak Mudah Kirim Dokter ke Daerah

Selasa, 19 Maret 2019 – 17:13 WIB
Ilustrasi dokter. Foto: Pixabay

jpnn.com, SURABAYA - Rasio jumlah ketersediaan dokter umum di Jatim belum ideal. Di Jatim, rasio ketersediaan dokter umum mencapai 1 : 5.900. Padahal, rasio idealnya 1 : 2.500-3.000. Meski begitu, ada juga daerah yang rasionya sudah ideal.

BACA JUGA : Dokter Spesialis PTT Silakan Pilih, PPPK atau CPNS

BACA JUGA: Jumlah Dokter Kurang, Pasien yang Datang Capai Seribu Orang per Hari

Kepala Dinas Kesehatan Jatim Kohar Hari Santoso mengatakan, rasio yang ideal umumnya ada di wilayah perkotaan. Surabaya, misalnya. Rasionya sudah mendekati ideal, yakni 1 : 3.000.

"Namun, di berbagai daerah, ada juga yang rasionya lebih besar. Di Madura, rasionya 1 : 10.000," ujar Kohar.

BACA JUGA: Ulalala..Foto Vulgar Dokter PNS dengan Dua Wanita Bikin Heboh

Pihaknya mengakui, dari segi jumlah dan distribusi, memang ada permasalahan yang menyebabkan ketersediaan dokter tidak merata. Karena itu, ada daerah-daerah yang belum terjangkau dokter dalam jumlah yang cukup.

BACA JUGA : Polisi Garap Dokter yang Rawat Pegawai KPK

BACA JUGA: Dokter PNS yang Ikut Mogok Kerja Terancam Dipecat

Dokter spesialis, ujar dia, memang banyak berada di kota-kota besar. Meski begitu, di kabupaten/kota setidaknya sudah ada dokter spesialis dasar.

Yakni, spesialis anak, obgin, bedah, dan spesialis penyakit dalam. Di daerah tertentu, imbuh dia, ketersediaan dokter spesialis lebih melimpah. Misalnya, Malang dan Surabaya.

"Biasanya daerah di mana ada FK, ditambah juga dari tenaga dosen," tutur Kohar.

Untuk mengatasi permasalahan itu, pihaknya pernah mengusulkan adanya ikatan dinas bagi lulusan fakultas kedokteran (FK) negeri kepada Kementerian Kesehatan.

Dengan begitu, FK negeri, ucap dia, bisa disiapkan hanya untuk mendidik calon-calon dokter yang nanti bisa ditaruh pada pusat-pusat pelayanan kesehatan negeri di seluruh penjuru tanah air.

Meski begitu, karir juga tetap harus menjadi perhatian. Namun, untuk merealisasikannya memang dibutuhkan kebijakan di tingkat nasional.

BACA JUGA : Tunggu Aturan Baru Pengganti WKDS, Pengiriman Dokter Spesialis Tetap Jalan

"Sudah kami sampaikan ke Kemenkes. Tapi, lebih jauh lagi juga butuh dari pendidikan, Kemen PAN-RB, dan Kemenkeu. Karena penganggarannya dari Kemenkeu," jelas Kohar.

Dari segi jumlah, produksi dokter di Indonesia cukup banyak. Yakni, mencapai 11 ribu dokter per tahun. Untuk penempatannya, dibutuhkan langkah panjang tersendiri sesuai dengan kebutuhan di daerah.

"Tidak gampang menaruh dokter ke daerah," jelasnya.

 

BACA JUGA : Unpad Hentikan Program Kuliah Kedokteran Gratis, Alasannya…

Menurut Kohar, dokter yang ditempatkan di Surabaya atau Madura tentu lebih memilih di Surabaya. "Kecuali kalau ada iming-iming yang menarik," tuturnya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim Poernomo Boedi S. menambahkan, distribusi dokter memang tidak lepas dari kota atau daerah tujuan. Menurut dia, seorang dokter juga tidak bisa dipaksa untuk bekerja di mana.

"Kalau dipaksa tentu juga ada fasilitas yang mendukung," jelasnya.

Adakah jalan tengah agar dokter bersedia ditempatkan di daerah? Poernomo menuturkan, seseorang bersedia ditempatkan di suatu daerah juga bergantung pada fasilitas yang tersedia di daerah itu.

Dengan kata lain, ujar Poernomo, fasilitas juga harus ada sehingga bisa merangsang setiap orang untuk datang. "Kalau ke sana, tidak ada fasilitas, tempat kerja, sarana kesehatan, mau bagaimana. Kan tidak bisa gelar saja," katanya.

Dengan demikian, daya tarik sebenarnya bukan sekadar perkotaan yang diminati. Melainkan di berbagai daerah lain pun bisa. Asalkan, fasilitas juga mendukung.

"Mau kos di mana, kalau di kota, mau cari kos-kosan gampang atau bisa cari rumah di situ. Jadi, fasilitasnya juga harus imbang," jelasnya. (puj/c10/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wah, Indonesia Ternyata Kekurangan 12.793 Dokter


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler