jpnn.com, JAKARTA - Tiap tahun Indonesia kekurangan 12.793 dokter. Tak hanya itu, diprediksikan pada 2030 akan kekurangan 166.304 dokter.
Dirjen Sumber Daya IPTEK Dikti Kemenristekdikti Prof Ali Gufron menyebutkan, untuk pencapaian 100 persen sasaran SDG kesehatan dari dokter, perawat, dan bidan yaitu 4,45 per 1.000 penduduk, kebutuhan dokter pada 2030 adalah 1,25 dokter per 1000 penduduk.
BACA JUGA: RAPP Klaim Tak Pernah Bermaksud Melawan Negara
"Perubahan pertumbuhan dokter yang diperlukan pada periode 2017-2030, dari pertumbuhan 8700 dokter per tahun meningkat menjadi sekitar 21.500 per tahun. Angka ini diperoleh dari penambahan 12.793 dokter dan 8700," papar Prof Gufron.
Dia menambahkan, ada empat hal yang harus diperhatikan dan dilakukan bila akan mengembangkan profesi dokter dengan seksama.
BACA JUGA: Menaker Tandatangani SKKNI API Demi Berantas Korupsi
Yaitu, peningkatan pendidikan dan pelatihan, pendayagunaan dokter (pemerataan, pemanfaatan dan pengembangan dokter untuk meningkatkan mutu dan karir dokter), pembinaan dan pengawasan mutu dokter, serta adanya dukungan sumber daya yang diperlukan.
Ketum Konsil Kedokteran Indonesia Prof Bambang Supriyatno menambahkan, hingga saat ini hanya 10 provinsi yang jumlah dokternya terpenuhi.
BACA JUGA: Kelola Keberagaman Demi Persatuan dan Peradaban
Selebihnya masih kekurangan terutama dokter spesialis.
"Kalau dibilang kekurangan dokter ya memang kurang. Dokter umum kita ada 123.519. Dokter spesialis dan dokter gigi nggak ada separuhnya. Sementara penduduk kita ada 250 juta jiwa," ujarnya.
Untuk mengatasi kekurangan dokter itulah menurut Prof Gufron, Kemenristekdikti menyiapkan rencana induk pengembangan Iptek dikti.
Sebenarnya, Kemenristekdikti diminta menugasi menyiapkan pembangunan SDM yang berkualitas, paling tidak jangan sampai ada program studi yang tidak relevan. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 83 Unit Kerja Pelayanan Publik Raih WBK dan WBBM
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad