jpnn.com - BANGKOK - Terpuruknya sektor pariwisata Thailand membuat junta kembali memperlonggar jam malam. Setelah mencabut jam malam di tiga titik, kemarin junta militer mengumumkan kebijakan serupa di tiga titik. Yakni di Distrik Cha-am, distrik Hua Hin, dan provinsi Phang-nga.
Tiga tempat ini merupakan daerah yang dikenal sebagai daerah sentra pariwisata pantai dan resornya. Menurut rilis yang dikirim ke Foreign Correspondent Club (FCC) Bangkok, junta militer menyebut kebijakan ini untuk menyelamatkan industri pariwisata Thailand.
BACA JUGA: Badan Intelijen CIA Mulai Gabung di Twitter & Facebook
"Agar industri pariwisata bisa kembali bangkit," kata juru bicara junta militer Kolonel Winthai Suvaree.
Selain itu, pengadilan militer Thailand kemarin menangguhkan penahanan mantan menteri pendidikan Thailan Chaturon Chaisang dengan jaminan Thb 400 ribu (Rp 1,4 miliar). Jaminan ini diserahkan Jumat (6/6) lalu oleh istrinya, Chiraporn. Hal ini diungkapkan oleh pengacara Chaturon, Narinpong Chinapak. "Sekarang sudah berkumpul kembali dengan keluarganya," kata Narinpong.
BACA JUGA: Dibebaskan Taliban, Kondisi Bergdahl Terus Membaik
Chaturon sendiri ditangkap di Bangkok dengan cara dramatis pada 27 Mei lalu. Alih-alih menghadiri panggilan militer, Chaturon malah menggelar konferensi pers di FCC Bangkok. Militer langsung datang, dan menangkapnya di depan moncong kamera jurnalis sedunia.
Kendati demikian, ada sejumlah batasan-batasan yang telah ditetapkan padanya. Yakni, tidak boleh pergi ke luar negeri, dan yang terpenting tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik, baik secara lisan maupun tulisan. Bila melanggar, maka penangguhannya langsung dibatalkan dan uang jaminan hilang.
BACA JUGA: Polisi Israel Gerebek Televisi Palestina, 3 Staf Ditahan
Chaturon sendiri merupakan orang pertama yang nantinya akan dihadapkan dalam pengadilan militer. Dan bila terbukti berusaha melarikan diri dia bisa dihukum tujuh tahun penjara. Ditambah dua tahun penjara karena membangkang perintah junta. Maka total, Chaturon bisa dipenjara selama sembilan tahun.
Di bagian lain, penangkapan pentolan demonstrator Sombat Boonganamong tampaknya tak menyurutkan semangat perlawanan. Rencananya, hari ini sejumlah aksi protes kembali akan digelar. Sejumlah akun di sosial media mengajak masyarakat untuk melakukan aksi damai di kereta monorel, kereta bandara, dan kereta bawah tanah.
Hanya, belum jelas apakah masih akan menggunakan simbol tiga jari. Karena, junta militer sudah menyatakan akan menangkap siapa pun yang melakukan gesture simbol perlawanan tersebut. Apalagi, begitu Sombat ditangkap, rekaman pidatonya pun juga diunggah di YouTube, dan meminta masyarakat untuk tetap terus melawan.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos menyebutkan bahwa simbol perlawanan untuk aksi hari ini tidak hanya sekedar simbol tiga jari saja. Tapi juga memakan sandwich dan mengenakan kaos dengan tulisan Peace. Polanya pun dibuat sebagaimana Minggu (1/6) lalu. Yakni, model kucing-kucingan: menghilang secepat munculnya.
Juru bicara junta militer Kolonel Winthai Suvaree dalam pernyataan tertulisnya mengatakan bahwa pihaknya bakal mengantisipasi dengan menerjunkan sejumlah personel di sejumlah pusat perbelanjaan dan stasiun-stasiun kereta.
"Segala tindakan yang melawan perintah NCPO (National Council for Peace and Order, nama resmi junta militer Thailand, Red) akan kami tindak," tegasnya.(ano/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Bunuh Diri Serang Capres Afghanistan
Redaktur : Tim Redaksi